Minggu, 20 Desember 2015

rehabilitasi lahan

rehabitasi lahan
 

Rehabilitasi lahan adalah usaha memperbaiki, memulihkan atau membuat peningkatan pada lahan yang mengalami kerusakan atau lahan yang kritis agar menjadi lahan yang berfungsi secara optimal. Lahan kritis adalah lahan yang mengalami degradasi secara fisik ataupun biologisnya.  Maksud dari berfungsi optimal yaitu agar dapat berfungsi 
sebagai unsur produksi, sebagai media pengatur tata mata air dan sebagai perlindungan lingkungan.
Berikut ini beberapa cara untuk rehabilitasi lahan :
1.      Reboisasi
Reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang telah gundul atau tandus, tindakan reboisasi ini untuk menanami hutan yang gundul akibat di tebang atau akibat bencana alam. Tujuan dari reboisasi ini yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup makhluk hidup khususnya manusia melalui kualitas peningkatan sumber daya alam. Dengan kembalinya fungsi hutan maka dapat menghindarkan lingkungan hidup dari polusi udara, kembalinya ekosistem.
2.      Penghijauan
Penghijauan adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan.
3.      Pengayaan tanaman
Pengayaan tanaman adalah kegiatan memperbanyak keanekaragaman tanaman dengan cara pemanfaatan ruang tumbuh secara optimal melalui penanaman pohon.
4.       Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman dilakukan setelah cara di atas telah dilakukan. Pemeliharaan tanaman dilakukan agar tanaman yang telah ditanam untuk merehabilitasi lahan berfungsi secara optimal. 

beberapa hal yang mengakibatkan rusaknya lahan pertanian


Beberapa hal yang mengakibatkan rusaknya tanah/lahan

·         Kerusakan lahan akibat erosi

·         Pencemaran agrokimia

·         Pencemaran industri

·         Pertambangan

1.      Kerusakan lahan akibat erosi

Penggunaan lahan tanpa diimbangi dengan upaya konservasi dan perbaikan lahan akan menyebabkan degradasi lahan. Lahan di daerah hulu dengan lereng curam yang hanya sesuai untuk hutan, apabila mengalami alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian tanaman semusim akan rentan terhadap bencana erosi dan atau tanah longsor. Perubahan penggunaan lahan miring dari vegetasi permanen (hutan) menjadi lahan pertanian intensif menyebabkan tanah menjadi lebih mudah teregredasi oleh erosi tanah. Praktek penebangan dan perusakan hutan (deforesterisasi) merupakan penyebab utama terjadinya erosi di kawasan daerah aliran sungai (DAS).

2.      Pencemaran agrokimia

Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan di lingkungan dapat disebabkan karena penggunaan agrokimia (pupuk dan pestisida) yang tidak proporsional.

Dampak negatif dari penggunaan agrokimia antara lain berupa pencemaran air, lahan, tanah, dan hasil pertanian, gangguan kesehatan petani, menurunnya keanekaragaman hayati, ketidakberdayaan petani dalam pengadaan bibit, pupuk kimia dan dalam menentukan komoditas yang akan ditanam.

Penggunaan pestisida yang berlebih dalam kurun waktu yang panjang akan berdampak pada kehidupan dan keberadaan musuh alami hama dan penyakit, serta berdampak pada kehidupan biota tanah. Hal ini mengakibatkan terjadi ledakan hama penyakit dan degradasi biota tanah.

Penggunaan pupuk kimia yang berkonsentrasi tinggi dan dengan dosis yang tinggi dalam kurun waktu yang panjang menyebabkan terjadinya kemerosotan kesuburan tanah karena terjadi ketimpangan hara atau kekurangan hara lain, dan semakin merosotnya kandungan bahan organik tanah.

3.       Pencemaran industri

Pencemaran dan kerusakan lingkungan di lingkungan  pertanian juga dapat juga disebabkan karena kegiatan industri. Pengembangan sektor industri akan berpotensi mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan pertanian dikarenakan adanya limbah cair, gas dan padatan yang asung bagi lingkungan pertanian. Dampak nrgatif yang timbul dapat berupa gas buang seperti belerang dioksida (SO2) akan mengakibatkan terjadinya hujan asam dan akan merusak lahan pertanian. Di samping itu, adanya limbah cair dengan kandungan logam berat beracun (Pb, Ni, Cd, Hg) akan mengakibatkan degradasi lahan pertanian dan terjadinya pencemaran dakhil. Limbah cair ini apabila masuk ke badan pengairan mengakibatkan sebaran dampak negatifnya meluas. Penggalakan terhadap program kali bersih dan langit biru perlu dilakukan, dan penerapan sangsi bagi perusahaan yang mengotori tanah, air, serta udara.
4.      Pertambangan

Usaha pertambangan besar sering dilakukan di atas lahan yang subur atau hutan yang permanen. Dampak negatif pertambangan dapat berupa rusaknya permukaan bekas penambangan yang tidak teratur, hilangnya lapisan tanah yang subur, dan sisa ekstraksi (tailing) yang akan berpengaruh pada reaksi tanah dan komposisi tanah. Sisa ekstraksi ini bisa bereaksi sangat asam atau sangat basa, sehingga akan berpengaruh pada degradasi kesuburan tanah.

Kamis, 17 Desember 2015

MORFOLOGI SERANGGA - Laporan Praktikum Biologi Pertanian


 
MORFOLOGI SERANGGA
(Laporan Praktikum Biologi Pertanian)
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
Oleh
FATHUR ROHMAN
E1A114008
Kelompok 2
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i                       
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1           
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
BAHAN DAN METODE ...................................................................................... 9
Bahan dan Alat............................................................................................... 9
Waktu dan Tempat......................................................................................... 9
Prosedur Kerja................................................................................................ 9
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 11
Hasil.............................................................................................................. 11
Pembahasan.................................................................................................. 12
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 15
Kesimpulan................................................................................................... 15
Saran............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA           
 
 
 
 
 
 
 

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Hasil pengamatan kupu-kupu (Appias libythea)............................        12
Gambar 2. Hasil pengamatan belalang (Dissosteira carolina)........................       12
Gambar 3. Hasil pengamatan capung (Neurothemis sp).................................        13
Gambar 4. Hasil pengamatan lebah (Apis andreniformis)..............................       13
 
 
 
 


 
PENDAHULUAN
Latar belakang
Serangga adalah binatang terbanyak di dunia. Serangga mempuyai nama lain insekta dan hexapoda. Kata insekta atau insect berasal dari kata insecare. Kata tersebut mengandung dua arti, yaitu in berarti “menjadi” dan secare berarti “memotong” atau “membagi”. Jadi, insekta berarti binatang yang mempunyai tubuh terbagi-bagi atau bersegmen-segmen. Sedangkan hexapoda terdiri dari dua kata hexa dan poda. Hexa mempunyai arti “enam” dan poda mempunyai arti “kaki” sehingga hexapoda berarti binatang berkaki enam. Golongan  binatang  secara  berurutan  akan  terdiri  atas beberapa  phyila, satu  phyila  terdiri  atas  beberapa  klas, demikian  seterusnya  yang  berarti  jumlahnya  akan  terus  meningkat  dalam  setiap  kelompok. Kelompok  spesies/ jenis  terdiri  atas  sekitar satu juta  nama. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama. Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami. Kebanyakan spesies serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan hampir setiap tahun. Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi, kemempuan memakan jenis makanan yang berbeda, dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya (Pracaya, 2004).
Tujuan
            Mengenal jenis-jenis serangga dan mengenal morfologi serangga.


TINJAUAN PUSTAKA
Serangga (disebut  pula  Insecta) adalah  kelompok  utama  dari  hewan  beruas  (Arthropoda) yang  bertungkai  enam (tiga  pasang) karena  itulah  mereka  disebut  pula  Hexapoda (dari  bahasa  Yunani  yang  berarti  “berkaki enam”). Serangga  termasuk  kedalam  kelas  insekta (subfilum Uniramia) yang  dibagi  lagi  menjadi  29 ordo, antara  lain  Diptera (misalnya  lalat), Coleoptera (misalnya  kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah  dan  tabuhan) dan  memiliki  sayap. Serangga  merupakan  hewan  beruas  dengan  tingkat  adaptasi  yang  sangat  tinggi. ukuran  serangga  relatif  kecil  dan  pertama  kali  sukses  berkolonisasi  di  bumi (Pracaya, 2004).
Salah  satu  alasan mengapa  serangga  memiliki  keanekaragaman  dan  kelimpahan  yang  tinggi  adalah  kemampuan  reproduksinya  yang  tinggi, serangga  bereproduksi  dalam  jumlah  yang  sangat  besar  dan  pada  beberapa  jenis  spesies  bahkan  mampu  menghasilkan  beberapa  generasi  dalam  satu  tahun. Kemampuan  serangga  lainnya yang  dipercaya  telah  mampu  menjaga  eksistensi  serangga  hingga  kini  adalah  kemampuan  terbangnya. Hewan  yang  dapat  terbang  dapat  menghindari  banyak  predator, menemukan  makanan  dan  pasangan  kawin dan  menyebar  ke  habitat  baru  jauh  lebih  cepat  dibandingkan  hewan  lain  yang  harus  bergerak  di  atas  permukaan  tanah (Subyanto, 1997).
Ordo Orthoptera  (bangsa belalang) Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit dari pada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan. Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen). Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya (Jumar, 2000). 
Pada umumnya antena serangga terbagi menjadi 3 ruas utama yaitu :
a.            Scape yang melekat pada kepala
b.           Pedisel
c.            Flagellum
Bentuk dan ukuran antena pada setiap jenis serangga berbeda beda. Beberapa bentuk antena tersebut adalah : filiform yaitu bentuknya menyerupai benang dan pada setiap ruas mempunyai ukuran bentuk silindris yang sama (Jumar, 2000). 
Fungsi antena pada setiap jenis serangga sangat beragam, namun pada umumnya fungsi utama dari antena tersebut adalah sebagai alat peraba dan pencium (Jumar, 2000).
Bagian-bagian mulut serangga diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu :
a.            Mandibulata (pengunyah) dan haustelata (penghisap).
b.           Tipe alat mulut pengunyah.
c.            Mandibel bergerak secara transversal dari sisi ke sisi (Jumar, 2000).
Serangga tersebut biasanya mampu menggigit dan mengunyah makanannya. Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Tipe mulut penggigit yaitu Mulut tipe penggigit dilengkapi dengan rahang atas dan bahwa yang sangat kuat, contohnya mulut belalang dan jangkrik. Tipe mulut penusuk-penghisap yaitu Mulut tipe penusuk-penghisap mempunyai rahang yang panjang dan runcing . Contohnya nyamuk. Mulut penghisap yaitu Mulut tipe penusuk-penghisap dilengkapi dengan alat seperti belalai panjang yang dapat digulung, contohnya mulut kupu kupu. Dan Mulut penjilat yaitu Mulut tipe penjilat dilengkapi dengan alat untuk menjilat. Contohnya mulut lebah madu dan lalat (Jumar, 2000).
Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan abdomen. Pada dasarnya tiap ruas toraks pada serangga dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a.            Prothorax : bagian depan dari thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai depan.
b.           Mesothorax : bagian tengah dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai tengah dan sepasang sayap depan.
Metathorax : bagian belakang dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai belakang dan sepasang sayap belakang (Pracaya, 2004).
Karena pada torak terdapat tiga pasang kaki dan dua atau satu pasang sayap (kecuali ordo Thysanura tidak bersayap). Torak bagian dorsal disebut notum (Pracaya, 2004).
Abdomen serangga merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Abdomen serangga terdiri dari beberapa ruas, rata-rata 9-10 ruas. Bagian dorsal dan ventral mengalami sklerotisasi sedangkan bagian yang menghubungkannya berupa membran. Bagian dorsal yang mengalami sklerotisasi disebut tergit, bagian ventral disebut sternit, dan bagian ventral berupa membran disebut pleura. Perkembangan evolusi serangga menunjukkan adanya tanda-tanda bahwa evolusi menuju kepengurangan banyaknya ruas abdomen. Serangga betina dewasa yang tergolong apterygota, seperti Thysanura, memiliki ovipositor yang primitive dimana bentuknya terdiri dari dua pasang embelan yang terdapat pada bagian bawah ruas abdomen kedelapan dan kesembilan. Sesungguhnya, terdapat sejumlah serangga yang tidak memiliki ovipositor, dengan demikian serangga ini menggunakan cara lain untuk meletakkan telurnya. Jenis serangga tersebut terdapat dalam ordo Thysanoptera, Mecoptera, Lepidoptera, Coleoptera, dan Diptera. Serangga ini biasanya akan menggunakan abdomennya sebagai ovipositor. Beberapa spesies serangga dapat memanfaatkan abdomennya yang menyerupai teleskop sewaktu meletakkan telur-telurnya (Jumar, 2000). 
Sejumlah bentuk tungkai serangga yang khas beserta fungsinya dijelaskan sebagai berikut :
a.            Saltatorial : Tungkai belakang belalalng yang digunakan untuk meloncat, dengan bentuk femur tungkai belakang lebih besar bila dibandingkan dengan femur tungkai depan dan tungkai tengah.  Contoh : Valanga nigricornis (belalang)
b.           Raptorial : Tungkai depan digunakan untuk menangkap dan memegang mangsa, sehingga ukurannya lebih besar bila dibandingkan dengan tungkai yang lainnya. Contoh : Stagmomantis carolina (belalang sembah).
c.           Kursorial : Tungkai ini digunakan untuk berjalan cepat atau berlari. Contoh : Periplaneta australasiae (kecoa)
d.           Fosorial :  Tungkai depan berubah bentuk sebagai alat penggali tanah.  Contoh : Gryllotalpa africana (orong-orong).
e.            Natatorial : Tungkai jenis ini terdapat pada serangga air yang berfungsi untuk berenang.  Contoh : Hydrophilus triangularis (kumbang air).
f.            Korbikulum : Tungkai tipe ini berfungsi untuk mengumpulkan tepung sari. Contoh : Apis cerana (lebah madu) (Jumar, 2000).
Secara garis besar peranan serangga dalam kehidupan manusia ada dua, yakni menguntungkan dan merugikan. Peranan serangga yang menguntungkan (berguna) tersebut antara lain :
a.              Serangga sebagai penyerbuk tanaman.
b.             Serangga sebagai penghasil produk (seperti: madu, lilin, sutra, bahan lac, dan lain-lain).
c.              Serangga yang bersifat entomofagus (predator dan parasitoid).
d.             Serangga pemakan bahan organik.
e.              Serangga pemakan gulma.
f.              Serangga sebagai bahan penelitian (Jumar, 2000).
Sedangkan peranan serangga yang merugikan (merusak), antara lain :
a.              Serangga perusak tanaman di lapangan, baik buah, daun, ranting, cabang, batang akar maupun bunga.
b.             Serangga perusak produk dalam simpanan (hama gudang).
c.              Serangga sebagai vektor penyakit bagi tanaman, hewan maupun manusia (Jumar, 2000).


BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah :
a.              Alat tulis, digunakan untuk menggambar hasil pengamatan.
b.             Buku gambar, digunakan sebagai media untuk menggambar objek yang diteliti
c.              Pensil warna, digunakan untuk menggambar media yang diamati.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
a.              Kupu-kupu
b.             Lebah
c.              Belalang
d.             Capung.
Waktu dan tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu 3 Desember 2014 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat pukul 14.00-16.00 WITA.
Prosedur kerja
1.           Menyiapkan alat yang digunakan dan bahan yang akan diamati.
2.           Mengamati bagian-bagian serangga (Kepala (caput), Dada (Thorax), Perut (Abdomen).
3.           Mengamati perbedaan yang dimiliki Serangga
4.           Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan  yang jelas dan cari klasifikasi masing-masing.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat dilihat pada beberapa tabel berikut :
Gambar 1. Hasil pengamatan kupu-kupu (Appias libythea)
Kupu-kupu (Appias libythea)
Keterangan
 
 
1.      Antenna
2.      Mata
3.      Belalai
4.      Dada
5.      Kaki pendek
6.      Kaki panjang
7.      Sayap atas
8.      Pembuluh sayap
9.      Sayap bawah
10.  Perut
 
Gambar 2. Hasil pengamatan belalang (Dissosteira carolina)
Belalang (Dissosteira carolina)
Keterangan
 
 
 
 
 
 
 
 
1.      Kepala
2.      Antenna
3.      Kaki depan
4.      Kaki belakang
5.      Prontum
6.      Dada
7.      Abdominal segment
8.      Sayap depan
9.      Spirakel
10.  Kaki belakang
11.  Perut
Gambar 3. Hasil pengamatan capung (Neurothemis sp)
Capung (Neurothemis sp)
Keterangan
 
 
1.      Kepala
2.      Sayap
3.      Kaki
4.      Dada
5.      Perut
 
Gambar 4. Hasil pengamatan lebah (Apis andreniformis)
Lebah (Apis andreniformis)
Keterangan
 
 
1.      Kepala
2.      Mata sederhana
3.      Mata majemuk
4.      Antenna
5.      Rahang
6.      Dada
7.      Sayap
8.      Perut
9.      Kaki
10.  Sengat
 
Pembahasan
Kupu-kupu memiliki bagian-bagian seperti antenna, senyawa mata, kepala, belalai, perut,  tarsus, femur, abdomen, sayap belakang, sayap depan, outer margin, margin pesisir, saraf, dan sel. Antenna pada kupu-kupu adalah embel sensorik yang melekat pada kepala  serangga  dewasa. Antenna  digunakan  untuk
indera penciuman dan keseimbangan. Kupu-kupu memiliki dua antenna dengan sedikit bola bundar di ujungnya. Senyawa mata, mata majemuk kupu-kupu terdiri dari banyak lensa hexagonal seperti mata majemuk serangga lainnya. Kepala adalah bagian dari serangga yang berisi otak,, dua mata majemuk, belalai dan faring (awal sistem pencernaan). Dua antennanya melekat pada kepala.
 Kupu-kupu dewasa siap menghisap nektar dan cairan lainnya menggunakan spiral, belalai jerami seperti yang terletak di kepala mereka. Bila tidak digunakan, belalai yang melingkar seperti pipa selang taman. Kaki dan sayap melekat pada  perut tulang  kering. Tulang kering adalah lebih besar dari dua tulang di kaki dibawah lutut  dalam vertebrata.  Tarsus adalah kompleks kaki terhubung pada akhirtulang kering. Femur adalah tulang paha. Perut adalah area ekor tersegmentasi dari serangga yang berisi organ-organ vital seperti jantung, tabulus malphigi, organ reproduksi dan sebagian besar sistem pencernaan. Sayap belakang adalah dua sayap yang lebih rendah. Sayap depan adalah dua sayap atas. Outer margin adalah bagian luar dari sayap. Margin pesisir  memproyeksikan garis di sisi sayap kupu-kupu. Saraf memproyeksikan garis pada sayap. Sel adalah bagian dari sayap kupu-kupu  digariskan oleh vena sayap.
Kaki belakang belalang  panjang digunakan untuk melompat,kaki depan pendek digunakan untuk menahan mangsa dan berjalan. Abdomen, daerah ekor tersegmentasi dari belalang, yang berisi jantung, organ reproduksi, dan sebagian besar sistem  pencernaan. Belalang memiliki dua antenna tersegmentasi yang merasakan sentuhan dan bau. Belalang memiliki dua mata faceted terdiri dari banyak lensa  heksagonal.  Kepala  belalang  terletak  di  ujung  depan  tubuh  dan
merupakan lokasi otak, dua mata majemuk, bagian-bagian mulut, dan titik-titik penempelan dua antennanya. Rahang terletak dekat dengan ujung kepala, oleh palps, rahang menghancurkan makanan. Spirakel adalah serangkaian lubang yang terletak di sepanjang kedua sisi perut, digunakan untuk bernafas. Thorax terletak pada daerah tengah tubuh belalang, dimana kaki dan sayap yang terpasang.
Kepala capung capung memiliki sepasang mata yang cukup besar. Bagian dada atau thorax dilengkapi dengan empat sayap dan tiga kaki. Lalu, perut atau abdomen yang memiliki 10 segmen. Meskipun capung memiliki kaki, namun kaki capung tidak dapat digunakan untuk berjalan.
Kepala lebah berbentuk segitiga, mengemban berbagai fungsi organ yaitu, mata, antenna, dan mulut. Dada lebah merupakan pusat pergerakan, mengemban 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap. Fungsi perut lebah sebagai pompa untuk mensirkulasikan darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Dan sebagai tempat 3 macam kelenjar penting. Kelenjar tersebut yaitu:
-                 Kelenjar malam (wax glands) untuk menghasilkan malam sebagai bahan untuk membuat sarang yang sebelumnya dikunyah terlebih dahulu oleh lebah setelah di sekresikan dari kelenjar malam.
-                 Kelenjar bau (scent glands), untuk menghasilkan bau sebagai alat pertahanan koloni, dan petunjuk bagi lebah pekerja sewaktu pulang dari mencarimakan.
-                 Kelenjar  racun  (apitoxin, beevenom), untuk  menghasilkan racun  sebagai alat pembela  diri  dari  serangan  musuh.


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dalam penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.             Serangga dibedakan menjadi dua yaitu insecta dan hexapoda, insecta berarti memiliki tubuh beruas-ruas, dan hexapoda berarti berkaki enam.
2.             Masing-masing serangga memiliki ciri khas dan kelebihan masing-masing.
3.             Bagian utama pada serangga hanya ada tiga yaitu kepala, dada, dan perut.
4.             Meskipun capung memiliki kaki namun capung tidak bisa berjalan.
5.             Dalam ke empat bahan yang di teliti, hanya lebah dan kupu-kupu yang melakukan metamorfosis sempurna.
Saran
Sebaiknya dalam praktikum kali ini agar lebih detail menjelaskan tentang morfologi serangga, karena saya rasa terlalu singkat penjelasannya sehingga praktikan kurang dapat memahami materi.
 


DAFTAR PUSTAKA

Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.

Pracaya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

Riordi, 2009. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Tri ganda karya, Bandung.

Subyanto. 1997. Kunci Determinasi Serangga. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.