MORFOLOGI
SERANGGA
(Laporan Praktikum Biologi Pertanian)
Oleh
FATHUR ROHMAN
E1A114008
Kelompok 2
PROGRAM STUDI BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
DAFTAR
ISI
Halaman
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii
PENDAHULUAN
................................................................................................. 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................................ 2
TINJAUAN
PUSTAKA ........................................................................................ 3
BAHAN
DAN METODE ...................................................................................... 9
Bahan dan Alat............................................................................................... 9
Waktu dan Tempat......................................................................................... 9
Prosedur Kerja................................................................................................ 9
HASIL
DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 11
Hasil.............................................................................................................. 11
Pembahasan.................................................................................................. 12
KESIMPULAN
DAN SARAN ........................................................................... 15
Kesimpulan................................................................................................... 15
Saran............................................................................................................. 15
DAFTAR
PUSTAKA
Halaman
Gambar 1 Hasil pengamatan
kupu-kupu (Appias libythea)............................ 12
Gambar
2. Hasil pengamatan belalang (Dissosteira
carolina)........................
12
Gambar
3. Hasil pengamatan capung (Neurothemis sp)................................. 13
Gambar
4. Hasil pengamatan lebah (Apis
andreniformis).............................. 13
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Serangga
adalah binatang terbanyak di dunia. Serangga mempuyai nama lain insekta dan hexapoda. Kata insekta
atau insect berasal dari kata insecare. Kata tersebut mengandung dua
arti, yaitu in berarti “menjadi” dan secare berarti “memotong” atau
“membagi”. Jadi, insekta berarti binatang yang mempunyai tubuh terbagi-bagi
atau bersegmen-segmen. Sedangkan hexapoda
terdiri dari dua kata hexa dan poda. Hexa mempunyai arti “enam” dan poda
mempunyai arti “kaki” sehingga hexapoda
berarti binatang berkaki enam. Golongan binatang
secara berurutan akan
terdiri atas beberapa phyila, satu
phyila terdiri atas
beberapa klas, demikian seterusnya
yang berarti jumlahnya
akan terus meningkat
dalam setiap kelompok. Kelompok spesies/ jenis terdiri
atas sekitar satu juta nama. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi
Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi
29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan
ngengat). Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga
dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok
Pterigota karena memiliki sayap. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama.
Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami. Kebanyakan
spesies serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000 spesies telah
berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan
hampir setiap tahun. Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas
reproduksi yang tinggi, kemempuan memakan jenis makanan yang berbeda, dan kemampuan
menyelamatkan diri dari musuhnya (Pracaya, 2004).
Tujuan
Mengenal
jenis-jenis serangga dan mengenal morfologi serangga.
TINJAUAN
PUSTAKA
Serangga (disebut pula Insecta) adalah kelompok
utama dari hewan
beruas (Arthropoda) yang bertungkai
enam (tiga pasang) karena itulah
mereka disebut pula
Hexapoda (dari bahasa Yunani
yang berarti “berkaki enam”). Serangga termasuk
kedalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi
lagi menjadi 29 ordo, antara lain
Diptera (misalnya lalat),
Coleoptera (misalnya kumbang),
Hymenoptera (misalnya semut, lebah
dan tabuhan) dan memiliki
sayap. Serangga merupakan hewan
beruas dengan tingkat
adaptasi yang sangat
tinggi. ukuran serangga relatif
kecil dan pertama
kali sukses berkolonisasi
di bumi (Pracaya, 2004).
Salah satu
alasan mengapa serangga memiliki
keanekaragaman dan kelimpahan
yang tinggi adalah
kemampuan reproduksinya yang
tinggi, serangga
bereproduksi dalam jumlah
yang sangat besar
dan pada beberapa
jenis spesies bahkan
mampu menghasilkan beberapa
generasi dalam satu
tahun. Kemampuan serangga lainnya yang
dipercaya telah mampu
menjaga eksistensi serangga
hingga kini adalah
kemampuan terbangnya. Hewan yang
dapat terbang dapat
menghindari banyak predator, menemukan makanan
dan pasangan kawin dan
menyebar ke habitat
baru jauh lebih
cepat dibandingkan hewan
lain yang harus
bergerak di atas
permukaan tanah (Subyanto, 1997).
Ordo Orthoptera (bangsa belalang) Sebagian anggotanya dikenal sebagai
pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator
pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang.
Sayap depan lebih sempit dari pada sayap belakang dengan vena-vena
menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar
dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di
bawah sayap depan. Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah
(sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana
(occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada
segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang
disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada
tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai
pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen). Ada mulutnya bertipe penggigit
dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang
maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan
palpus labialisnya (Jumar, 2000).
Pada umumnya antena
serangga terbagi menjadi 3 ruas utama yaitu :
a.
Scape yang melekat
pada kepala
b.
Pedisel
c.
Flagellum
Bentuk dan ukuran
antena pada setiap jenis serangga berbeda beda. Beberapa bentuk antena tersebut
adalah : filiform yaitu bentuknya menyerupai benang dan pada setiap ruas
mempunyai ukuran bentuk silindris yang sama (Jumar, 2000).
Fungsi antena pada
setiap jenis serangga sangat beragam, namun pada umumnya fungsi utama dari
antena tersebut adalah sebagai alat peraba dan pencium (Jumar, 2000).
a.
Mandibulata
(pengunyah) dan haustelata (penghisap).
b.
Tipe
alat mulut pengunyah.
c.
Mandibel
bergerak secara transversal dari sisi ke sisi (Jumar, 2000).
Serangga tersebut biasanya mampu menggigit dan mengunyah
makanannya. Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk
seperti probosis yang memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair
dihisap. Tipe mulut penggigit yaitu Mulut tipe penggigit
dilengkapi dengan rahang atas dan bahwa yang sangat kuat, contohnya mulut
belalang dan jangkrik. Tipe
mulut penusuk-penghisap yaitu Mulut tipe penusuk-penghisap mempunyai rahang
yang panjang dan runcing . Contohnya nyamuk. Mulut penghisap yaitu Mulut tipe
penusuk-penghisap dilengkapi dengan alat seperti belalai panjang yang dapat
digulung, contohnya mulut kupu kupu. Dan Mulut penjilat yaitu Mulut tipe
penjilat dilengkapi dengan alat untuk menjilat. Contohnya mulut lebah madu dan
lalat (Jumar, 2000).
Toraks adalah bagian yang
menghubungkan antara caput dan abdomen. Pada dasarnya tiap ruas toraks pada
serangga dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a.
Prothorax : bagian
depan dari thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai depan.
b.
Mesothorax : bagian
tengah dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai tengah
dan sepasang sayap depan.
Metathorax : bagian
belakang dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai
belakang dan sepasang sayap belakang (Pracaya, 2004).
Karena
pada torak terdapat tiga pasang kaki dan dua atau satu pasang sayap (kecuali
ordo Thysanura tidak bersayap). Torak bagian dorsal disebut notum (Pracaya, 2004).
Abdomen serangga
merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Abdomen serangga terdiri dari beberapa ruas, rata-rata 9-10 ruas. Bagian dorsal
dan ventral mengalami sklerotisasi sedangkan bagian yang menghubungkannya
berupa membran. Bagian dorsal yang mengalami sklerotisasi disebut tergit,
bagian ventral disebut sternit, dan bagian ventral berupa membran disebut pleura.
Perkembangan evolusi serangga menunjukkan adanya
tanda-tanda bahwa evolusi menuju kepengurangan banyaknya ruas abdomen. Serangga
betina dewasa yang tergolong apterygota, seperti Thysanura, memiliki ovipositor
yang primitive dimana bentuknya terdiri dari dua pasang embelan yang terdapat
pada bagian bawah ruas abdomen kedelapan dan kesembilan. Sesungguhnya, terdapat
sejumlah serangga yang tidak memiliki ovipositor, dengan demikian serangga ini menggunakan
cara lain untuk meletakkan telurnya. Jenis serangga tersebut terdapat dalam
ordo Thysanoptera, Mecoptera, Lepidoptera, Coleoptera, dan Diptera. Serangga
ini biasanya akan menggunakan abdomennya sebagai ovipositor. Beberapa spesies
serangga dapat memanfaatkan abdomennya yang menyerupai teleskop sewaktu
meletakkan telur-telurnya (Jumar, 2000).
Sejumlah bentuk tungkai serangga yang khas beserta fungsinya dijelaskan
sebagai berikut :
a.
Saltatorial
: Tungkai belakang belalalng yang digunakan untuk meloncat, dengan bentuk femur
tungkai belakang lebih besar bila dibandingkan dengan femur tungkai
depan dan tungkai tengah. Contoh : Valanga
nigricornis (belalang)
b.
Raptorial : Tungkai
depan digunakan untuk menangkap dan memegang mangsa, sehingga ukurannya lebih
besar bila dibandingkan dengan tungkai yang lainnya. Contoh : Stagmomantis
carolina (belalang sembah).
c.
Kursorial
: Tungkai ini digunakan untuk berjalan cepat atau berlari. Contoh
: Periplaneta australasiae (kecoa)
d.
Fosorial :
Tungkai depan berubah bentuk sebagai alat penggali tanah. Contoh : Gryllotalpa
africana (orong-orong).
e.
Natatorial : Tungkai
jenis ini terdapat pada serangga air yang berfungsi untuk berenang.
Contoh : Hydrophilus triangularis (kumbang air).
f.
Korbikulum : Tungkai
tipe ini berfungsi untuk mengumpulkan tepung sari. Contoh : Apis cerana
(lebah madu) (Jumar, 2000).
Secara garis besar
peranan serangga dalam kehidupan manusia ada dua, yakni menguntungkan dan
merugikan. Peranan serangga yang menguntungkan (berguna) tersebut antara lain :
a.
Serangga sebagai
penyerbuk tanaman.
b.
Serangga sebagai
penghasil produk (seperti: madu, lilin, sutra, bahan lac, dan lain-lain).
c.
Serangga yang bersifat
entomofagus (predator dan
parasitoid).
d.
Serangga pemakan bahan
organik.
e.
Serangga pemakan
gulma.
f.
Serangga sebagai bahan
penelitian (Jumar, 2000).
Sedangkan peranan serangga yang
merugikan (merusak), antara lain :
a.
Serangga perusak
tanaman di lapangan, baik buah, daun, ranting, cabang, batang akar maupun
bunga.
b.
Serangga perusak
produk dalam simpanan (hama gudang).
c.
Serangga sebagai
vektor penyakit bagi tanaman, hewan maupun manusia (Jumar, 2000).
BAHAN DAN METODE
Alat
dan Bahan
Alat
Alat yang di gunakan
dalam praktikum ini adalah :
a.
Alat tulis, digunakan
untuk menggambar hasil pengamatan.
b.
Buku gambar, digunakan
sebagai media untuk menggambar objek yang diteliti
c.
Pensil warna, digunakan
untuk menggambar media yang diamati.
Bahan
Bahan yang digunakan
dalam praktikum kali ini adalah:
a.
Kupu-kupu
b.
Lebah
c.
Belalang
d.
Capung.
Waktu dan tempat
Praktikum ini
dilakukan pada hari Rabu 3 Desember 2014 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat pukul 14.00-16.00 WITA.
Prosedur kerja
1.
Menyiapkan alat yang
digunakan dan bahan yang akan diamati.
2.
Mengamati bagian-bagian serangga (Kepala (caput),
Dada (Thorax), Perut (Abdomen).
3.
Mengamati perbedaan yang dimiliki Serangga
4.
Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan
yang jelas dan cari klasifikasi masing-masing.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil
dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat dilihat pada
beberapa tabel berikut :
Gambar
1. Hasil pengamatan kupu-kupu (Appias
libythea)
Kupu-kupu (Appias libythea)
|
Keterangan
|
|
1. Antenna
2. Mata
3. Belalai
4. Dada
5. Kaki
pendek
6. Kaki
panjang
7. Sayap
atas
8. Pembuluh
sayap
9. Sayap
bawah
10. Perut
|
Gambar 2. Hasil
pengamatan belalang (Dissosteira carolina)
Belalang
(Dissosteira carolina)
|
Keterangan
|
|
1. Kepala
2. Antenna
3. Kaki
depan
4. Kaki
belakang
5. Prontum
6. Dada
7. Abdominal
segment
8. Sayap
depan
9. Spirakel
10. Kaki
belakang
11. Perut
|
Gambar 3. Hasil pengamatan capung (Neurothemis sp)
Capung
(Neurothemis sp)
|
Keterangan
|
|
1. Kepala
2. Sayap
3. Kaki
4. Dada
5. Perut
|
Gambar
4. Hasil pengamatan lebah (Apis
andreniformis)
Lebah (Apis andreniformis)
|
Keterangan
|
|
1. Kepala
2. Mata
sederhana
3. Mata
majemuk
4. Antenna
5. Rahang
6. Dada
7. Sayap
8. Perut
9. Kaki
10. Sengat
|
Pembahasan
Kupu-kupu
memiliki bagian-bagian seperti antenna, senyawa mata, kepala, belalai,
perut, tarsus, femur, abdomen, sayap
belakang, sayap depan, outer margin, margin pesisir, saraf, dan sel. Antenna
pada kupu-kupu adalah embel sensorik yang melekat pada kepala serangga
dewasa. Antenna digunakan untuk
indera
penciuman dan keseimbangan. Kupu-kupu memiliki dua antenna dengan sedikit bola
bundar di ujungnya. Senyawa mata, mata majemuk kupu-kupu terdiri dari banyak
lensa hexagonal seperti mata majemuk serangga lainnya. Kepala adalah bagian
dari serangga yang berisi otak,, dua mata majemuk, belalai dan faring (awal
sistem pencernaan). Dua antennanya melekat pada kepala.
Kupu-kupu
dewasa siap menghisap
nektar dan cairan lainnya menggunakan spiral, belalai jerami seperti yang
terletak di kepala mereka. Bila tidak digunakan, belalai yang melingkar seperti
pipa selang taman. Kaki dan sayap melekat pada
perut tulang kering. Tulang
kering adalah lebih besar dari dua tulang di kaki dibawah lutut dalam vertebrata. Tarsus adalah kompleks kaki terhubung pada akhirtulang kering. Femur adalah tulang paha. Perut
adalah area ekor tersegmentasi dari serangga yang berisi organ-organ vital
seperti jantung, tabulus malphigi, organ reproduksi dan sebagian besar sistem
pencernaan. Sayap belakang adalah dua sayap yang lebih rendah. Sayap depan
adalah dua sayap atas. Outer margin adalah bagian luar dari sayap. Margin
pesisir memproyeksikan garis di sisi
sayap kupu-kupu. Saraf memproyeksikan garis pada sayap. Sel adalah bagian dari
sayap kupu-kupu digariskan oleh vena
sayap.
Kaki
belakang belalang panjang digunakan
untuk melompat,kaki depan pendek digunakan untuk menahan mangsa dan berjalan.
Abdomen, daerah ekor tersegmentasi dari belalang, yang berisi jantung, organ
reproduksi, dan sebagian besar sistem
pencernaan. Belalang memiliki dua antenna tersegmentasi yang merasakan
sentuhan dan bau. Belalang memiliki dua mata faceted terdiri dari banyak lensa heksagonal.
Kepala belalang
terletak di
ujung depan tubuh dan
merupakan
lokasi otak, dua mata majemuk, bagian-bagian mulut, dan titik-titik penempelan
dua antennanya. Rahang terletak dekat dengan ujung kepala, oleh palps, rahang
menghancurkan makanan. Spirakel adalah serangkaian lubang yang terletak di
sepanjang kedua sisi perut, digunakan untuk bernafas. Thorax terletak pada
daerah tengah tubuh belalang, dimana kaki dan sayap yang terpasang.
Kepala
capung capung memiliki sepasang mata yang cukup besar. Bagian dada atau thorax
dilengkapi dengan empat sayap dan tiga kaki. Lalu, perut atau abdomen yang
memiliki 10 segmen. Meskipun capung
memiliki kaki, namun kaki capung tidak dapat digunakan untuk berjalan.
Kepala
lebah berbentuk segitiga, mengemban berbagai fungsi organ yaitu, mata, antenna,
dan mulut. Dada lebah merupakan pusat pergerakan, mengemban 3 pasang kaki dan 2
pasang sayap. Fungsi perut lebah sebagai pompa untuk mensirkulasikan darah dan
oksigen ke seluruh tubuh. Dan sebagai tempat 3 macam kelenjar penting. Kelenjar
tersebut yaitu:
-
Kelenjar malam (wax
glands) untuk menghasilkan malam sebagai bahan untuk membuat sarang yang
sebelumnya dikunyah terlebih dahulu oleh lebah setelah di sekresikan dari
kelenjar malam.
-
Kelenjar bau (scent
glands), untuk menghasilkan bau sebagai alat pertahanan koloni, dan petunjuk
bagi lebah pekerja sewaktu pulang dari mencarimakan.
-
Kelenjar racun
(apitoxin, beevenom),
untuk menghasilkan racun sebagai alat pembela diri
dari serangan
musuh.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Dalam penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Serangga dibedakan
menjadi dua yaitu insecta dan hexapoda, insecta berarti memiliki tubuh beruas-ruas, dan hexapoda berarti berkaki enam.
2.
Masing-masing
serangga memiliki ciri khas dan kelebihan masing-masing.
3.
Bagian utama pada
serangga hanya ada tiga yaitu kepala, dada, dan perut.
4.
Meskipun capung
memiliki kaki namun capung tidak bisa berjalan.
5.
Dalam ke empat
bahan yang di teliti, hanya lebah dan kupu-kupu yang melakukan metamorfosis
sempurna.
Saran
Sebaiknya dalam
praktikum kali ini agar lebih detail menjelaskan tentang morfologi serangga,
karena saya rasa terlalu singkat penjelasannya sehingga praktikan kurang dapat memahami
materi.
DAFTAR
PUSTAKA
Jumar,
2000. Entomologi Pertanian. Rineka
Cipta. Jakarta.
Pracaya. 2004. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Riordi, 2009. Dasar-dasar
Perlindungan Tanaman. Tri ganda karya, Bandung.
Subyanto.
1997. Kunci Determinasi Serangga.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.