DAUN
TUNGGAL, MAJEMUK DAN DUDUK DAUN
(Laporan Praktikum Biologi Pertanian)
Oleh
Fathur Rohman
E1A114008
Kelompok 2
PROGRAM STUDI BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
DAFTAR
ISI
Halaman
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ii
PENDAHULUAN
................................................................................................. 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................................... 2
TINJAUAN
PUSTAKA ........................................................................................ 3
BAHAN
DAN METODE .................................................................................... 10
Bahan dan Alat............................................................................................. 10
Waktu dan Tempat....................................................................................... 10
Prosedur
Kerja.............................................................................................. 10
HASIL
DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 12
Hasil.............................................................................................................. 12
Pembahasan.................................................................................................. 14
KESIMPULAN
DAN SARAN ........................................................................... 23
Kesimpulan................................................................................................... 23
Saran............................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
Tabel 1. Hasil pengamatan daun tunggal....................................................... 12
Tabel 2. Hasil pengamatan daun majemuk..................................................... 13
Tabel 3. Hasil pengamatan duduk daun......................................................... 13
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Daun merupakan
salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau
(mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi
tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof
obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi
cahaya menjadi energy (Saktiyono, 2001).
Fungsi daun adalah pembuat
makanan yang
utama bagian dari hampir semua tumbuhan.
bunga, rumput, semak belukar, dan pohon tergantung pada daun-daunnya untuk
membuat makanan
untuk keperluan tumbuhan tersebut.
Demikian juga banyak tumbuhan
yang lain, meliputi paku-pakuan, sayur-sayuran, buah-buhan dan rumput-rumputan.
Tiap daun merupakan suatu pabrik makanan kecil. Daun menangkap
energi dari cahaya matahari dan digunakan untuk membuat gula merupakan hasil
menyerap air dari tanah dan karbondioksida
dari udara. Gula ini diubah untuk banyak unsur kimia lain (Saktiyono,
2001).
Bagian-bagian
daun lengkap terdiri atas tulang daun, helaian daun, tangkai daun, dan pelepah
daun. Daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut
pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke
ujung daun secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk
jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil
dan membentuk susunan seperti jaring dan jala (Tjitrosoepomo, 1985).
Daun
umumnya berbentuk tipis dan bewarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan
warna klorofil yang ada pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan
dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam
fotosintesis. Namun, daun ada juga yang berwarna kuning, merah, dan ungu karena
daun juga memiliki pigmen lain. Misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil
(berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu tergantung
tingkat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah
menjadi kuning atau merah dan dapat dilihat jelas pada daun yang gugur
(Sugiono, 2009).
Tujuan Praktikum
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengamati, mempelajari dan menggambarkan
bagian-bagian daun dan dapat membedakan antara daun tunggal dan daun majemuk
serta dapat mengenal bermacam-macam duduk daun.
TINJAUAN PUSTAKA
Daun merupakan
suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai
sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah
terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya
atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun
yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla) .
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan
klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan
atau daerah-daerah yang ditenpati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian
tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan
meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun barubah
menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. Jadi daun yang telah
tua, kemudian mati dan runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan
daun yang masih segar (Tjitrosoepomo, 2005).
Unsur ini
menjadi makanan yang menyediakan energi pada tumbuhan untuk bertumbuh, untuk
menghasilkan bunga dan benih, dan untuk melanjutkan semua aktivitas
lainnya. Cadangan makanan tumbuhan
dibuat oleh daun tersimpan dalam buah, akar, biji, batang, dan bahkan di dalam
daun-daunnya. Tanpa makanan ini, tumbuhan tidak bisa hidup. Sebagai tambahan, semua bahan makanan yang
manusia dan binatang makan di hasilkan
juga dari tumbuhan atau dari hewan yang memakan tumbuhan. Daun beragam ukuran
dan bentuknya antar tumbuh-tumbuhan. Banyak yang bujur telur, tetapi yang lain
berbentuk lancip, menjari, berbentuk hati, atau banyak lagi bentuk yang lain (Mulyani, 1989).
Kehidupan
tumbuhan hijau sangat tergantung pada daun, karena daun merupakan organ
terpenting bagi tumbuhan autotrof obligat, tumbuhan harus membuat kebutuhan
energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia (Yudianto, 1992).
Daun merupakan
salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui
fotosintesis (Mulyani, 1989).
Bentuk daun
sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran
dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk
dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan
memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang (Mulyani, 1989).
Daun umumnya
berbentuk tipis dan berwarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan warna
klorofil yang ada pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam
menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis.
Namun, daun ada juga yang berwarna kuning, merah dan ungu karena daun juga
memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna
kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat
keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi
kuning atau merah dan dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur (Saktiyono,
2001).
Berdasarkan
susunan tulang daunnya, bentuk tulang daun juga bermacam-macam ada yang
menyirip, melengkung, menjari dan sejajar. Daun juga mempunyai bentuk yang
bermacam-macam (Tjitrosoepomo, 1985).
Jika
diperhatikansecara seksama, daun (folium) dari berbagai jenis tumbuhan akan
memperlihatkan jumlah daun yang berbeda-beda. Karena itulah daun-daun tersebut
dapat diidentifikasi kedalam dua golongan berdasarkan jumlah daunnya. Yang
pertama adalah daun tunggal (folium simplex) yaitu dimana pada tangkai daun
(petiolus) hanya terdapat satu helaian daun (lamina) saja. Kemudian yang kedua
adalah daun majemuk (folium kompositum) dimana pada tangkai daun (petiolus)
terdapat cabang-cabang yang memiliki helaian daun (lamina), sehingga dalam satu
batang terdapat lebih dari satu helaian daun. Daun majemuk memiliki
bagian-bagian yang terdiri atas ibu tangkai daun (petiolus communis), tangkai
anak daun (petiololus), dan anak daun (foliolium) (Mulyani, 1989).
Ciri-ciri daun
pada umumnya adalah tipis melebar, warna hijau dan duduknya ada batang yang
menghadap keatas. Kesemua ciri-ciri tersebut memang sudah selaras dengan fungsi
daun pada tumbuhan,yaitu sebagai pengambilan zat-zat makanan (reabsorbsi),
pengolahan zat makanan (asimilasi), penguapan air (transpirasi) dan pernafasan
(rearbsorbsi) (Tjitrosoepomo, 2005).
Daun (folium)
adalah salah satu bagian pokok tumbuhan yang berfungsi antara lain untuk
melakukun suatu fotosintesis, disamping tugas transpirasi, pertukaran gas CO2
dan O2 antara tubuh tumbuhannya dengan lingkungannya. Untuk menunjang tugas
tersebut, daun pada umumnya mempunyai bagian yang berbentuk pipih dan lebar,
helaian daun. Daun tertata pada batang tumbuhan dan melekat pada buku-buku
batang. Bagian antara daun dengan batang disebut ketiak daun (Saktiyono,
2001).
Dalam
perkembangan tubuh tumbuhan, pada umunya daun seringkali mengalami perubahan.
Keadaan semacam ini disebut heteroblastik. Pada tumbuhan dewasa umumnya
mempunyai jenis daun yang sama (isofili). Beberapa jenis tumbuhan mempunyai
ukuran dan bentuk daun yang berbeda. Keadaan ini secara umum dikenal sebagai
polimorfisma daun atau heterofili. Bilamana hanya ditemukan dua perbedaan pada
daun, keadaannya disebut dimorfisme daun,
sedangkan bilamana perbedaan terdapat pada daun-daun yang terdapat pada
satu buku, maka keadaannya disebut anisofili (Yudianto, 1992).
Suatu tumbuhan
dapat memperlihatkan bentuk daun yang berlainan pada satu pohon.oleh karena itu
dikatakan mempunyai sifat Heterofili.gejala heterofili ini dapat terjadi karena
umur, modifikasi atau memang mempunyai daun yang berbeda yang diakibatkan oleh
perubahan fungsinya. Sifat-sifat daun yang biasanya
diberikan dalam pengenalan suatu jenis tumbuhan adalah bentuk, ukuran, ujung
pangkal, susunan tulang-tulang/urat-urat daun, tepi daun, permukaan atas/ bawah
tekstur, warna dan lain-lain (muzayinah, 2008).
Daun yang runtuh
biasanya akan terganti dengan daun yang baru dan jumlah daun yang tumbuh akan melebihi
jumlah daun yang gugur,sehingga semakin lama pohon nakan semakin terlihat
rindang.tetapi ada juga daun yang sengaja mengugurkan daunnya pada waktu-waktu
tertentu sehingga tumbuhan terlihat gundul.peristiwa tersebut terjadi pada saat
musim kemarau, dan pada saat musim hujan tumbuhan tersebut membentuk
tunas-tunas baru dan terlihat rindang kembali (Tjitrosoepomo, 2005).
Berbeda
dengan akar dan batang yang dapat berumur panjang, daun pada umumnya berumur
pendek, kecuali pada jenis-jenis tumbuhan tertentu. Misalnya pada cycas, dimana
daunnya dapat berumur beberapa tahun. Pada beberapa jenis tumbuhan jati dan
randu, pada keadaan yang kurang menguntungkan, musim kemarau daun-daun rontok
sehingga tumbuhan gundul. Tumbuhan semacam ini disebut dengan tumbuhan meranggas
(tropofit) (Yudianto, 1992).
Semua bagian
tubuh tumbuhan yang hidup memerlukan tenaga untuk menjalankan berbagai macam
pekerjaan hidup. Seperti tumbuh, bergerak,dll. Dan seperti halnya dengan hewan
dan manusia tenaga itu diperoleh dari pernafasan pula. Artinya, tumbuhan
mengambil zat asam (O2) dari udara dan zat itu kemudian dipergunakan untuk
membakar (mengoksidasikan hasil asimilasi). Misalnya gula, sehingga diperoleh
tenaga, dan dikeluarkanlah sisa pembakaran yang biasanya berupa gas asam arang
(CO2) dan air (H2O). Daun-daun sebagai bagian tubuh tumbuhan yang tersusun atas
sel-sel yang hidup pun melakukan sebagaimana halnya dengan bagian yang masih
hidup lainnya. Mengingat bahwa daun mempunyai banyak sekali mulut-mulut daun
yang dapat menjadi jalan masuknya udara kedalam tubuh tumbuhan, maka tidaklah
berlebihan jika daun pun dianggap sebagai suatu alat yang penting untuk
pernafasan (Tjitrosoepomo, 2005).
Bentuk daun
sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran
dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk
dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan
memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang (Saktiyono,
2001).
Daun lengkap :
Bagian-bagian
daun lengkap adalah upih (vagina), tangkai daun (petiolus), helaian
daun (lamina). Alat tambahan : daun penumpu (stipula), selaput
bumbung (ocrea), lidah-lidah (ligula) (Yudianto, 1992).
Daun tidak lengkap :
Daun
yang tidak memiliki bagian daunnya tidak lengkap karena tidak memiliki salah
satu dari Vagina, Lamina, dan Petiolus (Yudianto,
1992).
Tata
letak daun pada batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum). Bagian batang
atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku batang (nodus). Dan bagian
ini sering kali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar
batang sebagai suatu cincin (Yudianto, 1992).
Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang
disebut tata letak daun. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada
batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada
suatu buku-buku batang, yang kemungkinannya adalah : Pada setiap buku-buku
batang hanya terdapat satu daun Dinamakan dengan folia sparsa (tersebar). Walaupun dinamakan
tersebar, apabila diteliti justru ditemukan adanya hal-hal yang bersifat
beraturan. Jika pada suatu tumbuhan, batangnya kita anggap mempunyai bentuk
silinder, maka buku-buku batang sebagai lingkaran-lingkaran dengan jarak yang
teratur pada silinder tadi, dan tempat duduk daun adalah suatu titik pada
lingkaran itu, maka Ketika kita menjadikan satu titik (tempat duduk daun)
sebagai suatu titik tolak kemudian bergerak mengikuti garis yang ada di atasnya
dengan jarak terpendek, demikian seterusnya, kita akan sampai pada garis vertikal
di atas pangkal tolakan yang pertama. Kejadian seperti ini akan terus berulang
kembali, walaupun kita menggunakan daun yang lain sebagai titik tolak. Perbandingan
antara banyaknya garis spiral antara banyaknya kali garis spiral melingkari
batang dengan jumlah daun yang melewati selama sekian kali melingkar batang (Yudianto, 1992).
BAHAN DAN METODE
Alat dan bahan
Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum daun tunggal, majemuk dan duduk daun yaitu:
1.
Alat tulis.
2.
Buku gambar.
3.
Pensil warna.
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum daun tunggal, majemuk dan duduk daun yaitu:
1.
Daun tunggal :
tangkai daun mangga (Mangifera indica),
daun jambu biji (Psidium guajava) dan
daun pepaya (Carica papaya).
2.
Daun majemuk : daun
belimbing (Averhoa caramboa), dan
daun mawar (Rossa sp).
3.
Daun duduk : daun
pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)
dan daun alamanda (Alamanda calharlica L.).
Waktu dan tempat
Praktikum ini
dilaksanakan di depan Laboraturium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru, pada hari Sabtu 15
November 2014, pukul 09.00-11.00 WITA.
Prosedur kerja
1. Menyiapkan alat yang digunakan dan bahan yang akan
diamati.
2. Mengamati bagian-bagian daun (bangun daun, tangkai daun, ujung
daun, pangkal daun, helai daun dan tepi daun) dan gambarkan hasil pengamatan.
3. Mengamati perbedaan yang dimiliki antara tanaman daun
tunggal dan daun majemuk serta amati tanaman yang memiliki duduk daun.
4. Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan yang
jelas dan cari klasifikasi masing-masing tanaman dan identifikasi daun pada
masing-masing daun.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari
praktikum yang di lakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan daun tunggal
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Daun mangga (Mangifera indica)
|
1.
Bangun daun : Memanjang.
2.
Ujung daun : Meruncing.
3.
Pangkal daun : Runcing.
4.
Daging daun : Tebal dan kaku.
5.
Warna daun : Hijau.
6.
Permukaan
daun : Licin.
7.
Tulang daun : Menyirip.
|
2.
|
Daun jambu biji (Psidium guajava)
|
1.
Bangun daun : Oval.
2.
Ujung daun : Tumpul.
3.
Pangkal daun : Membulat.
4.
Daging daun : Seperti kertas.
5.
Warna daun : Hijau.
6.
Permukaan
daun : Berkerut.
7.
Tulang daun : Menyirip.
|
3.
|
Daun pepaya (Carica papaya)
|
1.
Bangun daun : Bulat.
2.
Ujung daun : Meruncing.
3.
Pangkal daun : Hastate.
4.
Daging daun : Lunak.
5.
Warna daun : Hijau.
6.
Permukaan
daun : Berkeriput.
7.
Tulang daun : Menjari.
|
Tabel 2. Hasil pengamatan daun majemuk
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Daun mawar (Rossa sp)
|
1.
Bangun daun : Bulat.
2.
Ujung daun : Runcing.
3.
Pangkal daun : Hastate.
4.
Daging daun : Lunak.
5.
Warna daun : Hijau.
6.
Permukaan
daun : Berkerut.
7.
Tulang daun : Menjari.
|
2.
|
Daun belimbing (Averhoa caramboa)
|
1.
Bangun daun : Jorong (ovalis).
2.
Ujung daun : Meruncing.
3.
Pangkal daun : Berlekuk.
4.
Daging daun : Perkamen.
5.
Warna daun : Hijau.
6.
Permukaan
daun : Licin.
7.
Tulang daun : Menyirip.
|
Tabel 3. Hasil pengamatan duduk daun.
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)
|
1.
Bangun daun : Memanjang.
2.
Ujung daun : Runcing.
3.
Pangkal daun : Tumpul.
4.
Daging daun : Lunak.
5.
Warna daun : Hijau.
6.
Permukaan
daun : Licin.
7.
Tulang daun : -.
|
2.
|
Daun alamanda (Alamanda calharlica L.)
|
1.
Bangun daun : Memanjang.
2.
Ujung daun : Runcing.
3.
Pangkal daun : Runcing.
4.
Daging daun : Tebal.
5.
Warna daun : Hijau.
6.
Permukaan
daun : Berambut.
7.
Tulang daun : Sejajar.
|
Pembahasan
Tangkai
daun mangga (Mangifera indica)
termasuk daun tunggal menyirip berhadapan,
daun tumbuh lebat dan tersebar disetiap batang. Secara umum daun mangga
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Panjang tangkai daun antara 1-1,25 cm.
Bagian pangkal membesar, sisi daun bagian atas terdapat alur. Posisi daun
pada batang umumnya berjarak 3/8 dan semakin ujung batang posisinya makin
berdekatan. Helai daun berbentuk jorong hingga linset. Tekstur daun agak liat,
warna daun muda kemerahan, kekuningan, dan keunguan. Warna daun akan berubah
hijau lalu kuning menua. Pangkal daun lancip, tepi daun berbentuk gelombang,
bagian ujung daun meruncing. Beberapa varietas mangga memiliki struktur daun
yang berbeda. antara lain : bulat telur dan ujung daun meruncing, lonjong
dan ujung daun seperti mata tombak, segi empat dan ujung membulat, serta segi
empat dan ujung daun meruncing.
Klasifikasi
tanaman mangga yaitu:
1. Kingdom : Plantae.
2. Divisi :
Spermatophyta.
3. Subdivisi : Angiospermae.
4. Kelas :
Magnoliopsida.
5. Ordo :
Sapindales.
6. Famili :
Anacardiaceae.
7. Genus :
Mangifera.
8. Spesies :
Mangifera indica L.
Identifikasi daun mangga (Mangifera indica L.) Sebagai berikut:
8. Bangun daun :
Memanjang.
9. Ujung daun :
Meruncing.
10. Pangkal daun :
Runcing.
11. Daging daun :
Tebal dan kaku.
12. Warna daun :
Hijau.
13. Permukaan daun :
Licin.
14. Tulang daun :
Menyirip.
Daun
pepaya (Carica papaya) memiliki struktur daun seperti ujung
daun, ibu tulang daun, tepi daun, tulang daun, helaian daun dan pangkal daun.
Daun pepaya mempunyai tulang daun yang menyirip lima atau menjari dengan
tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Tepi daun bergeriji,
pangkal daun membulat, daging daun seperti kertas, daunnya berwarna hijau,
permukaan daun licin, bentuknya dapat bercangap maupun tidak dengan ujung
meruncing. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam. Duduk daun yaitu roset
batang.
Klasifikasi
tanaman pepaya (Carica papaya)
sebagai berikut:
1. Kingdom : Plantae.
2. Subkingdom : Tracheobionta.
3. Divisi :
Magnoliophyta.
4. Subdivisi : Sprmatophyta.
5. Kelas :
Magnoliopsida.
6. Subkelas : Dilleniidae.
7. Ordo :
Violales.
8. Famili :
Caricaceae.
9. Genus :
Carica.
10. Spesies :
Carica papaya L.
Identifikasi daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai berikut:
8. Bangun daun :
Bulat.
9. Ujung daun :
Meruncing.
10. Pangkal daun :
Hastate.
11. Daging daun :
Lunak.
12. Warna daun :
Hijau.
13. Permukaan daun :
Berkeriput.
14. Tulang daun :
Menjari.
Daun
jambu biji termasuk daun tunggal berhadapan dan daun jambu biji tergolong daun
tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai (petiolus) dan helaian (lamina)
saja disebut daun bertangkai. Dilihat dari letak bagian terlebarnya jambu biji
bagian terlebar daunnya berada di tengah-tengah dan memiliki bangun jorong
karena perbandingan panjang : lebarnya adalah 1½ – 2 : 1 (13-15 : 5,6-6cm).
Daun jambu biji memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) yang mana daun
ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan
terusan tangkai daun dari ibu tulang ke samping, keluar tulang-tulang cabang,
sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan.
Jambu biji memiliki ujung daun yang tumpul. Pangkal daun membulat (rotundatus),
ujung daun tumpul (obtusus). Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer),
daging daun (intervinium) seperti perkamen (perkamenteus). Pada umumnya warna
daun pada sisi atas tampak lebih hijau licin jika di bandingkan dengan sisi
bawah karena lapisan atas lebih hijau, jambu biji memiliki permukaan daun yang
berkerut (rogosus). Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada
bagian pangkalnya.
Klasifikasi
tanaman jambu biji (Psidium guajava
L.) Yaitu :
1. Kingdom : Plantae (Tumbuhan).
2. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh).
3. Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji).
4. Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga).
5. Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil).
6. Subkelas : Rosidae.
7. Ordo :
Myrtales.
8. Famili :
Myrtaceae (suku jambu-jambuan).
9. Genus :
Psidium.
10. Spesies :
Psidium guajava L.
Identifikasi daun jambu biji (Psidium guajava L.):
8. Bangun daun :
Oval.
9. Ujung daun :
Tumpul.
10. Pangkal daun :
Membulat.
11. Daging daun :
Seperti kertas.
12. Warna daun :
Hijau.
13. Permukaan daun :
Berkerut.
14. Tulang daun :
Menyirip.
Daun
belimbing (Averhoa carambola) termasuk daun majemuk menyirip.
Daun belimbing merupakan daun majemuk beranak daun 9,
bertangkai panjang, warna hijau muda, bentuk bulat telur, panjang daun 3-8,5
cm, lebar daun 2-4 cm, helaian daun tipis tegar seperti kertas (papyraceus atau
chartaceus), ujung meruncing (acuminatus), pangkal membulat, tepi rata, susunan
pertulangan menyirip (pinnate), tidak memiliki daun penumpu, permukaan atas dan
bawah licin mengkilat. Daun pada Averhoa
carambola, merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki ibu tangkai
daun, tangkai anak daun dan anak daun.
Klasifikasi
tanaman belimbing (averhoa carambola) yaitu :
1. Kingdom : Plantae (Tumbuhan).
2. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh).
3. Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji).
4. Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga).
5. Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil).
6. Subkelas : Rosidae.
7. Ordo :
Geraniales.
8. Famili :
Oxalidaceae (suku
belimbing-belimbingan)
9. Genus :
Averhoa.
10. Spesies :
Averhoa carambola
Identifikasi
daun belimbing (Averhoa carambola):
8.
Bangun daun : Jorong (ovalis).
9.
Ujung daun :
Meruncing.
10. Pangkal daun :
Berlekuk.
11. Daging daun :
Perkamen.
12. Warna daun :
Hijau.
13. Permukaan daun :
Licin.
14. Tulang daun :
Menyirip.
Daun mawar (Rossa
sp) termasuk daun majemuk
menyirip bergeraji.
Klasifikasi tanaman mawar (Rossa sp) yaitu:
1. Kingdom : Plantae.
2. Subkingdom : Tracheobionta.
3. Super divisi : Spermatophyta.
4. Divisi :
Magnoliophyta.
5. Kelas :
Magnoliopsida.
6. Subkelas : Rossidae.
7. Ordo :
Rossidales.
8. Famili :
Rossaceae.
9. Genus :
Rossa.
10. Spesies :
Rossa sp.
Identifikasi daun mawar (Rossa sp):
8. Bangun daun :
Bulat.
9. Ujung daun :
Runcing.
10. Pangkal daun :
Hastate.
11. Daging daun :
Lunak.
12. Warna daun :
Hijau.
13. Permukaan daun :
Berkerut.
14. Tulang daun :
Menjari.
Daun pandan (Pandanus amarylifolius Roxb) merupakan
daun dengan duduk daun bersilang berhadapan, tunggal,
duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis
spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata,
bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu
tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau.
Klasifikasi tanaman pandan (Pandanus amarylifolius Roxb), yaitu :
1. Kingdom : Plantae.
2. Subkingdom : Tracheobionta.
3. Super divisi : Spermatophyta.
4. Divisi :
Magnoliophyta.
5. Kelas :
Liliopsida.
6. Subkelas : Arecidae.
7. Ordo :
Pandanales.
8. Famili :
Pandanaceae.
9. Genus :
Pandanus.
10. Spesies : Pandanus
amarylifolius Roxb
Identifikasi daun pandan (Pandanus amarylifolius Roxb):
8. Bangun daun :
Memanjang.
9. Ujung daun :
Runcing.
10. Pangkal daun :
Tumpul.
11. Daging daun :
Lunak.
12. Warna daun :
Hijau.
13. Permukaan daun :
Licin
14. Tulang daun :
-.
Daun
alamanda (Alamanda calharlica L.)
merupakan daun dengan duduk daun berhadapan. Daun tunggal, bertangkai pendek,
tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau, bentuk jorong, panjang 5 - 15
cm, lebar 2 - 5 cm, helaian daun tebal, ujung dan pangkal meruncing
(acuminatus), tepi rata, permukaan atas dan bawah halus, bergetah.
Klasifikasi
tanaman alamanda (Alamanda calharlica L.),
yaitu:
1. Kingdom : Plantae (Tumbuhan).
2. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh).
3. Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji).
4. Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga).
5. Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil).
6. Subkelas : Asteridae.
7. Ordo :
Gentianales.
8. Famili :
Apocynaceae.
9. Genus :
Allamanda.
10. Spesies :
Allamanda cathartica L.
Identifikasi daun
alamanda (Allamanda cathartica L.):
8. Bangun daun :
Memanjang.
9. Ujung daun :
Runcing.
10. Pangkal daun :
Runcing.
11. Daging daun :
Tebal.
12. Warna daun :
Hijau.
13. Permukaan daun :
Berambut.
14. Tulang daun :
Sejajar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Dari praktikum yang
di lakukan tentang daun tunggal, majemuk dan duduk daun dapat disimpulkan bahwa
setiap tumbuhan memiliki klasifikasi dan identifikasi yang berbeda-beda.
2.
Setiap daun dapat
memiliki sifatnya masing-masing seperti daun jambu biji (Psidium guajava) yang
memiliki sifat tunggal menyirip berhadapan, sedangkan daun mangga (Rossa sp) memiliki sifat daun majemuk
menyirip bergeriji.
3.
Dan juga dapat
disimpulkan bahwa daun pepaya (Carica
papaya) termasuk daun tunggal
dengan tipe menjari, daun jambu biji (Psidium
guajava) termasuk daun tunggal dengan tipe menyirip berhadapan, daun mangga
(Mangifera indica) merupakan daun tunggal dengan tipe
menyirip berhadapan, daun belimbing (Averhoa
carambola) termasuk daun majemuk
dengan tipe menyirip, daun mawar (Rossa
sp) termasuk daun majemuk dengan
tipe menyirip bergeraji, daun pandan (Pandanus
amaryllifous Roxb) merupakan daun yang memiliki sifat duduk daun dan
bertipe bersilang berhadapan, dan yang terakhir daun alamanda (Alamanda chalharlica L.) Merupakan daun
yang bersifat duduk daun dengan tipe berkarang.
Saran
Sekiranya
tidak ada saran dari saya, dikarenakan praktikum sudah berjalan dengan baik.
Mungkin saya ingin mengucapkan terima kasih dengan asisten saya yang telah
membimbing kami untuk melakukan praktikum dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sutedjo. 1989. Struktur dan Bagian-Bagian Daun. Pradnya
Paramita: Jakarta.
Muzayyinah. 2008. Terminologi
Tumbuhan. PT Lembaga Pengembangan Pendidikan: Surakarta
Saktiyono.
2001. Pengenalan daun majemuk untuk SMA.
Value press: Yogyakarta.
Sugiono.
2009. Pengenalan sains. PN. Balai
Pustaka: jakarta.
Tjitosoepomo. Gembong, 1988. Morfologi tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah
Mada University Press: Yogyakarta.
Yudianto, Suroso Adi. 1992. Mengerti Morfologi TumbuhaN. PT Tarsito: Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar