Kamis, 17 Desember 2015

DAUN TUNGGAL, MAJEMUK DAN DUDUK DAUN


 
DAUN TUNGGAL, MAJEMUK DAN DUDUK DAUN
(Laporan Praktikum Biologi Pertanian)
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
Oleh
Fathur Rohman
E1A114008
Kelompok 2
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i                       
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ii
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1           
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
BAHAN DAN METODE .................................................................................... 10
Bahan dan Alat............................................................................................. 10
Waktu dan Tempat....................................................................................... 10
Prosedur Kerja.............................................................................................. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 12
Hasil.............................................................................................................. 12
Pembahasan.................................................................................................. 14
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 23
Kesimpulan................................................................................................... 23
Saran............................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA           

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil pengamatan daun tunggal.......................................................        12
Tabel 2. Hasil pengamatan daun majemuk.....................................................        13
Tabel 3. Hasil pengamatan duduk daun.........................................................        13

 
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energy (Saktiyono, 2001).
Fungsi daun adalah pembuat makanan yang utama bagian dari hampir semua tumbuhan. bunga, rumput, semak belukar, dan pohon tergantung pada daun-daunnya untuk membuat makanan untuk keperluan tumbuhan tersebut. Demikian juga banyak tumbuhan yang lain, meliputi paku-pakuan, sayur-sayuran, buah-buhan dan rumput-rumputan. Tiap daun merupakan suatu pabrik makanan kecil. Daun menangkap energi dari cahaya matahari dan digunakan untuk membuat gula merupakan hasil menyerap air dari tanah dan karbondioksida dari udara. Gula ini diubah untuk banyak unsur kimia lain (Saktiyono, 2001).
Bagian-bagian daun lengkap terdiri atas tulang daun, helaian daun, tangkai daun, dan pelepah daun. Daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke ujung daun secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring dan jala (Tjitrosoepomo, 1985).
Daun umumnya berbentuk tipis dan bewarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan warna klorofil yang ada pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Namun, daun ada juga yang berwarna kuning, merah, dan ungu karena daun juga memiliki pigmen lain. Misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu tergantung tingkat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah dan dapat dilihat jelas pada daun yang gugur (Sugiono, 2009).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati, mempelajari dan menggambarkan bagian-bagian daun dan dapat membedakan antara daun tunggal dan daun majemuk serta dapat mengenal bermacam-macam duduk daun.


TINJAUAN PUSTAKA
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla) . Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditenpati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun barubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. Jadi daun yang telah tua, kemudian mati dan runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang masih segar (Tjitrosoepomo, 2005).
Unsur ini menjadi makanan yang menyediakan energi pada tumbuhan untuk bertumbuh, untuk menghasilkan bunga dan benih, dan untuk melanjutkan semua aktivitas lainnya.  Cadangan makanan tumbuhan dibuat oleh daun tersimpan dalam buah, akar, biji, batang, dan bahkan di dalam daun-daunnya. Tanpa makanan ini, tumbuhan tidak bisa hidup.  Sebagai tambahan, semua bahan makanan yang manusia dan binatang makan di hasilkan juga dari tumbuhan atau dari hewan yang memakan tumbuhan. Daun beragam ukuran dan bentuknya antar tumbuh-tumbuhan. Banyak yang bujur telur, tetapi yang lain berbentuk lancip, menjari, berbentuk hati, atau banyak lagi bentuk yang lain (Mulyani, 1989).
Kehidupan tumbuhan hijau sangat tergantung pada daun, karena daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan autotrof obligat, tumbuhan harus membuat kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia (Yudianto, 1992).
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis (Mulyani, 1989).
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang (Mulyani, 1989).
Daun umumnya berbentuk tipis dan berwarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan warna klorofil yang ada pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Namun, daun ada juga yang berwarna kuning, merah dan ungu karena daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah dan dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur (Saktiyono, 2001).
Berdasarkan susunan tulang daunnya, bentuk tulang daun juga bermacam-macam ada yang menyirip, melengkung, menjari dan sejajar. Daun juga mempunyai bentuk yang bermacam-macam (Tjitrosoepomo, 1985).
Jika diperhatikansecara seksama, daun (folium) dari berbagai jenis tumbuhan akan memperlihatkan jumlah daun yang berbeda-beda. Karena itulah daun-daun tersebut dapat diidentifikasi kedalam dua golongan berdasarkan jumlah daunnya. Yang pertama adalah daun tunggal (folium simplex) yaitu dimana pada tangkai daun (petiolus) hanya terdapat satu helaian daun (lamina) saja. Kemudian yang kedua adalah daun majemuk (folium kompositum) dimana pada tangkai daun (petiolus) terdapat cabang-cabang yang memiliki helaian daun (lamina), sehingga dalam satu batang terdapat lebih dari satu helaian daun. Daun majemuk memiliki bagian-bagian yang terdiri atas ibu tangkai daun (petiolus communis), tangkai anak daun (petiololus), dan anak daun (foliolium) (Mulyani, 1989).
Ciri-ciri daun pada umumnya adalah tipis melebar, warna hijau dan duduknya ada batang yang menghadap keatas. Kesemua ciri-ciri tersebut memang sudah selaras dengan fungsi daun pada tumbuhan,yaitu sebagai pengambilan zat-zat makanan (reabsorbsi), pengolahan zat makanan (asimilasi), penguapan air (transpirasi) dan pernafasan (rearbsorbsi) (Tjitrosoepomo, 2005).
Daun (folium) adalah salah satu bagian pokok tumbuhan yang berfungsi antara lain untuk melakukun suatu fotosintesis, disamping tugas transpirasi, pertukaran gas CO2 dan O2 antara tubuh tumbuhannya dengan lingkungannya. Untuk menunjang tugas tersebut, daun pada umumnya mempunyai bagian yang berbentuk pipih dan lebar, helaian daun. Daun tertata pada batang tumbuhan dan melekat pada buku-buku batang. Bagian antara daun dengan batang disebut ketiak daun (Saktiyono, 2001).
Dalam perkembangan tubuh tumbuhan, pada umunya daun seringkali mengalami perubahan. Keadaan semacam ini disebut heteroblastik. Pada tumbuhan dewasa umumnya mempunyai jenis daun yang sama (isofili). Beberapa jenis tumbuhan mempunyai ukuran dan bentuk daun yang berbeda. Keadaan ini secara umum dikenal sebagai polimorfisma daun atau heterofili. Bilamana hanya ditemukan dua perbedaan pada daun, keadaannya disebut dimorfisme daun,  sedangkan bilamana perbedaan terdapat pada daun-daun yang terdapat pada satu buku, maka keadaannya disebut anisofili (Yudianto, 1992).
Suatu tumbuhan dapat memperlihatkan bentuk daun yang berlainan pada satu pohon.oleh karena itu dikatakan mempunyai sifat Heterofili.gejala heterofili ini dapat terjadi karena umur, modifikasi atau memang mempunyai daun yang berbeda yang diakibatkan oleh perubahan fungsinya. Sifat-sifat daun yang biasanya diberikan dalam pengenalan suatu jenis tumbuhan adalah bentuk, ukuran, ujung pangkal, susunan tulang-tulang/urat-urat daun, tepi daun, permukaan atas/ bawah tekstur, warna dan lain-lain (muzayinah, 2008).
Daun yang runtuh biasanya akan terganti dengan daun yang baru dan jumlah daun yang tumbuh akan melebihi jumlah daun yang gugur,sehingga semakin lama pohon nakan semakin terlihat rindang.tetapi ada juga daun yang sengaja mengugurkan daunnya pada waktu-waktu tertentu sehingga tumbuhan terlihat gundul.peristiwa tersebut terjadi pada saat musim kemarau, dan pada saat musim hujan tumbuhan tersebut membentuk tunas-tunas baru dan terlihat rindang kembali (Tjitrosoepomo, 2005).
            Berbeda dengan akar dan batang yang dapat berumur panjang, daun pada umumnya berumur pendek, kecuali pada jenis-jenis tumbuhan tertentu. Misalnya pada cycas, dimana daunnya dapat berumur beberapa tahun. Pada beberapa jenis tumbuhan jati dan randu, pada keadaan yang kurang menguntungkan, musim kemarau daun-daun rontok sehingga tumbuhan gundul. Tumbuhan semacam ini disebut dengan tumbuhan meranggas (tropofit) (Yudianto, 1992).
Semua bagian tubuh tumbuhan yang hidup memerlukan tenaga untuk menjalankan berbagai macam pekerjaan hidup. Seperti tumbuh, bergerak,dll. Dan seperti halnya dengan hewan dan manusia tenaga itu diperoleh dari pernafasan pula. Artinya, tumbuhan mengambil zat asam (O2) dari udara dan zat itu kemudian dipergunakan untuk membakar (mengoksidasikan hasil asimilasi). Misalnya gula, sehingga diperoleh tenaga, dan dikeluarkanlah sisa pembakaran yang biasanya berupa gas asam arang (CO2) dan air (H2O). Daun-daun sebagai bagian tubuh tumbuhan yang tersusun atas sel-sel yang hidup pun melakukan sebagaimana halnya dengan bagian yang masih hidup lainnya. Mengingat bahwa daun mempunyai banyak sekali mulut-mulut daun yang dapat menjadi jalan masuknya udara kedalam tubuh tumbuhan, maka tidaklah berlebihan jika daun pun dianggap sebagai suatu alat yang penting untuk pernafasan (Tjitrosoepomo, 2005).
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang (Saktiyono, 2001).
Daun lengkap :
Bagian-bagian daun lengkap adalah upih (vagina), tangkai daun (petiolus), helaian daun (lamina). Alat tambahan : daun penumpu (stipula), selaput bumbung (ocrea), lidah-lidah (ligula) (Yudianto, 1992).
Daun tidak lengkap :
            Daun yang tidak memiliki bagian daunnya tidak lengkap karena tidak memiliki salah satu dari Vagina, Lamina, dan Petiolus (Yudianto, 1992).
Tata letak daun pada batang (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum). Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku batang (nodus). Dan bagian ini sering kali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin (Yudianto, 1992).
 Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang, yang kemungkinannya adalah : Pada setiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun Dinamakan dengan  folia sparsa (tersebar). Walaupun dinamakan tersebar, apabila diteliti justru ditemukan adanya hal-hal yang bersifat beraturan. Jika pada suatu tumbuhan, batangnya kita anggap mempunyai bentuk silinder, maka buku-buku batang sebagai lingkaran-lingkaran dengan jarak yang teratur pada silinder tadi, dan tempat duduk daun adalah suatu titik pada lingkaran itu, maka Ketika kita menjadikan satu titik (tempat duduk daun) sebagai suatu titik tolak kemudian bergerak mengikuti garis yang ada di atasnya dengan jarak terpendek, demikian seterusnya, kita akan sampai pada garis vertikal di atas pangkal tolakan yang pertama. Kejadian seperti ini akan terus berulang kembali, walaupun kita menggunakan daun yang lain sebagai titik tolak. Perbandingan antara banyaknya garis spiral antara banyaknya kali garis spiral melingkari batang dengan jumlah daun yang melewati selama sekian kali melingkar batang (Yudianto, 1992).


BAHAN DAN METODE
Alat dan bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum daun tunggal, majemuk dan duduk  daun yaitu:
1.      Alat tulis.
2.      Buku gambar.
3.      Pensil warna.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum daun tunggal, majemuk dan duduk daun yaitu:
1.      Daun tunggal : tangkai daun mangga (Mangifera indica), daun jambu biji (Psidium guajava) dan daun pepaya (Carica papaya).
2.      Daun majemuk : daun belimbing (Averhoa caramboa), dan daun mawar (Rossa sp).
3.      Daun duduk : daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb) dan daun alamanda (Alamanda calharlica L.).
Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan di depan Laboraturium Kultur Jaringan Fakultas  Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, pada hari Sabtu 15 November 2014, pukul 09.00-11.00 WITA.
 
Prosedur kerja
1.      Menyiapkan alat yang digunakan dan bahan yang akan diamati.
2.      Mengamati bagian-bagian daun (bangun daun, tangkai daun, ujung daun, pangkal daun, helai daun dan tepi daun) dan gambarkan hasil pengamatan.
3.      Mengamati perbedaan yang dimiliki antara tanaman daun tunggal dan daun majemuk serta amati tanaman yang memiliki duduk daun.
4.      Menggambarkan hasil pengamatan dengan keterangan yang jelas dan cari klasifikasi masing-masing tanaman dan identifikasi daun pada masing-masing daun.
 


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari praktikum yang di lakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan daun tunggal
No
Gambar
Keterangan
1.
Daun mangga (Mangifera indica)
1.      Bangun daun       : Memanjang.
2.      Ujung daun         : Meruncing.
3.      Pangkal daun       : Runcing.
4.      Daging daun        : Tebal dan kaku.
5.      Warna daun         : Hijau.
6.      Permukaan daun : Licin.
7.      Tulang daun        : Menyirip.
2.
Daun jambu biji (Psidium guajava)
1.      Bangun daun       : Oval.
2.      Ujung daun         : Tumpul.
3.      Pangkal daun       : Membulat.
4.      Daging daun        : Seperti kertas.
5.      Warna daun         : Hijau.
6.      Permukaan daun : Berkerut.
7.      Tulang daun        : Menyirip.
3.
Daun pepaya (Carica papaya)
1.      Bangun daun       : Bulat.
2.      Ujung daun         : Meruncing.
3.      Pangkal daun       : Hastate.
4.      Daging daun        : Lunak.
5.      Warna daun         : Hijau.
6.      Permukaan daun : Berkeriput.
7.      Tulang daun        : Menjari.
Tabel 2. Hasil pengamatan daun majemuk
No
Gambar
Keterangan
1.
Daun mawar (Rossa sp)
1.      Bangun daun       : Bulat.
2.      Ujung daun         : Runcing.
3.      Pangkal daun       : Hastate.
4.      Daging daun        : Lunak.
5.      Warna daun         : Hijau.
6.      Permukaan daun : Berkerut.
7.      Tulang daun        : Menjari.
2.
Daun belimbing (Averhoa caramboa)
1.      Bangun daun       : Jorong (ovalis).
2.      Ujung daun         : Meruncing.
3.      Pangkal daun       : Berlekuk.
4.      Daging daun        : Perkamen.
5.      Warna daun         : Hijau.
6.      Permukaan daun : Licin.
7.      Tulang daun        : Menyirip.
 
Tabel 3. Hasil pengamatan duduk daun.
No
Gambar
Keterangan 
1.
Daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)
1.      Bangun daun       : Memanjang.
2.      Ujung daun         : Runcing.
3.      Pangkal daun       : Tumpul.
4.      Daging daun        : Lunak.
5.      Warna daun         : Hijau.
6.      Permukaan daun : Licin.
7.      Tulang daun        : -.
2.
Daun alamanda (Alamanda calharlica L.)
1.      Bangun daun       : Memanjang.
2.      Ujung daun         : Runcing.
3.      Pangkal daun       : Runcing.
4.      Daging daun        : Tebal.
5.      Warna daun         : Hijau.
6.      Permukaan daun : Berambut.
7.      Tulang daun        : Sejajar.
 
 
Pembahasan
Tangkai daun mangga (Mangifera indica) termasuk daun tunggal menyirip berhadapan, daun tumbuh lebat dan tersebar disetiap batang. Secara umum daun mangga memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Panjang tangkai daun antara 1-1,25 cm. Bagian pangkal membesar, sisi daun bagian atas  terdapat alur. Posisi daun pada batang umumnya berjarak 3/8 dan semakin ujung batang posisinya makin berdekatan. Helai daun berbentuk jorong hingga linset. Tekstur daun agak liat, warna daun muda kemerahan, kekuningan, dan keunguan. Warna daun akan berubah hijau lalu kuning menua. Pangkal daun lancip, tepi daun berbentuk gelombang, bagian ujung daun meruncing. Beberapa varietas mangga memiliki struktur daun yang berbeda. antara lain : bulat telur  dan ujung daun meruncing, lonjong dan ujung daun seperti mata tombak, segi empat dan ujung membulat, serta segi empat dan ujung daun meruncing.
Klasifikasi tanaman mangga yaitu:
1.      Kingdom         : Plantae.
2.      Divisi               : Spermatophyta.
3.      Subdivisi         : Angiospermae.
4.      Kelas               : Magnoliopsida.
5.      Ordo                : Sapindales.
6.      Famili              : Anacardiaceae.
7.      Genus              : Mangifera.
8.      Spesies            : Mangifera indica L.
Identifikasi daun mangga (Mangifera indica L.) Sebagai berikut:
8.      Bangun daun               : Memanjang.
9.      Ujung daun                 : Meruncing.
10.  Pangkal daun              : Runcing.
11.  Daging daun               : Tebal dan kaku.
12.  Warna daun                 : Hijau.
13.  Permukaan daun         : Licin.
14.  Tulang daun                : Menyirip.
Daun pepaya (Carica papaya) memiliki struktur daun seperti ujung daun, ibu tulang daun, tepi daun, tulang daun, helaian daun dan pangkal daun. Daun pepaya mempunyai tulang daun yang menyirip lima atau menjari dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Tepi daun bergeriji, pangkal daun membulat, daging daun seperti kertas, daunnya berwarna hijau, permukaan daun licin, bentuknya dapat bercangap maupun tidak dengan ujung meruncing. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam. Duduk daun yaitu roset batang.
Klasifikasi tanaman pepaya (Carica papaya) sebagai berikut:
1.      Kingdom         : Plantae.
2.      Subkingdom    : Tracheobionta.
3.      Divisi               : Magnoliophyta.
4.      Subdivisi         : Sprmatophyta.
5.      Kelas               : Magnoliopsida.
6.      Subkelas          : Dilleniidae.
7.      Ordo                : Violales.
8.      Famili              : Caricaceae.
9.      Genus              : Carica.
10.  Spesies            : Carica papaya L.
Identifikasi daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai berikut:
8.      Bangun daun               : Bulat.
9.      Ujung daun                 : Meruncing.
10.  Pangkal daun              : Hastate.
11.  Daging daun               : Lunak.
12.  Warna daun                 : Hijau.
13.  Permukaan daun         : Berkeriput.
14.  Tulang daun                : Menjari.
Daun jambu biji termasuk daun tunggal berhadapan dan daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai (petiolus) dan helaian (lamina) saja disebut daun bertangkai. Dilihat dari letak bagian terlebarnya jambu biji bagian terlebar daunnya berada di tengah-tengah dan memiliki bangun jorong karena perbandingan panjang : lebarnya adalah 1½ – 2 : 1 (13-15 : 5,6-6cm). Daun jambu biji memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) yang mana daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang ke samping, keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan. Jambu biji memiliki ujung daun yang tumpul. Pangkal daun membulat (rotundatus), ujung daun tumpul (obtusus). Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer), daging daun (intervinium) seperti perkamen (perkamenteus). Pada umumnya warna daun pada sisi atas tampak lebih hijau licin jika di bandingkan dengan sisi bawah karena lapisan atas lebih hijau, jambu biji memiliki permukaan daun yang berkerut (rogosus). Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.
Klasifikasi tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) Yaitu :
1.      Kingdom         : Plantae (Tumbuhan).
2.      Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh).
3.      Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji).
4.      Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga).
5.      Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil).
6.      Subkelas          : Rosidae.
7.      Ordo                : Myrtales.
8.      Famili              : Myrtaceae (suku jambu-jambuan).
9.      Genus              : Psidium.
10.  Spesies            : Psidium guajava L.
 
Identifikasi daun jambu biji (Psidium guajava L.):
8.      Bangun daun               : Oval.
9.      Ujung daun                 : Tumpul.
10.  Pangkal daun              : Membulat.
11.  Daging daun               : Seperti kertas.
12.  Warna daun                 : Hijau.
13.  Permukaan daun         : Berkerut.
14.  Tulang daun                : Menyirip.
Daun belimbing (Averhoa carambola) termasuk daun majemuk menyirip. Daun belimbing merupakan daun majemuk beranak daun 9, bertangkai panjang, warna hijau muda, bentuk bulat telur, panjang daun 3-8,5 cm, lebar daun 2-4 cm, helaian daun tipis tegar seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), ujung meruncing (acuminatus), pangkal membulat, tepi rata, susunan pertulangan menyirip (pinnate), tidak memiliki daun penumpu, permukaan atas dan bawah licin mengkilat. Daun pada Averhoa carambola, merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki ibu tangkai daun, tangkai anak daun dan anak daun.
Klasifikasi tanaman belimbing (averhoa carambola) yaitu :
1.      Kingdom         : Plantae (Tumbuhan).
2.      Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh).
3.      Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji).
4.      Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga).
5.      Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil).
6.      Subkelas          : Rosidae.
7.      Ordo                : Geraniales.
8.      Famili              : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
9.      Genus              : Averhoa.
10.  Spesies            : Averhoa carambola
Identifikasi daun belimbing (Averhoa carambola):
8.      Bangun daun               : Jorong (ovalis).
9.      Ujung daun                 : Meruncing.
10.  Pangkal daun               : Berlekuk.
11.  Daging daun                : Perkamen.
12.  Warna daun                 : Hijau.
13.  Permukaan daun          : Licin.
14.  Tulang daun                : Menyirip.
Daun mawar (Rossa sp) termasuk daun majemuk menyirip bergeraji.
Klasifikasi tanaman mawar (Rossa sp) yaitu:
1.      Kingdom         : Plantae.
2.      Subkingdom    : Tracheobionta.
3.      Super divisi     : Spermatophyta.
4.      Divisi               : Magnoliophyta.
5.      Kelas               : Magnoliopsida.
6.      Subkelas          : Rossidae.
7.      Ordo                : Rossidales.
8.      Famili              : Rossaceae.
9.      Genus              : Rossa.
10.  Spesies            : Rossa sp.
Identifikasi daun mawar (Rossa sp):
8.      Bangun daun               : Bulat.
9.      Ujung daun                 : Runcing.
10.  Pangkal daun              : Hastate.
11.  Daging daun               : Lunak.
12.  Warna daun                 : Hijau.
13.  Permukaan daun         : Berkerut.
14.  Tulang daun                : Menjari.
Daun pandan (Pandanus amarylifolius Roxb) merupakan daun dengan duduk daun bersilang berhadapan, tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau.
Klasifikasi tanaman pandan (Pandanus amarylifolius Roxb), yaitu :
1.      Kingdom         : Plantae.
2.      Subkingdom    : Tracheobionta.
3.      Super divisi     : Spermatophyta.
4.      Divisi               : Magnoliophyta.
5.      Kelas               : Liliopsida.
6.      Subkelas          : Arecidae.
7.      Ordo                : Pandanales.
8.      Famili              : Pandanaceae.
9.      Genus              : Pandanus.
10.   Spesies           : Pandanus amarylifolius Roxb
 
Identifikasi daun pandan (Pandanus amarylifolius Roxb):
8.      Bangun daun               : Memanjang.
9.      Ujung daun                 : Runcing.
10.  Pangkal daun              : Tumpul.
11.  Daging daun               : Lunak.
12.  Warna daun                 : Hijau.
13.  Permukaan daun         : Licin
14.  Tulang daun                : -.
Daun alamanda (Alamanda calharlica L.) merupakan daun dengan duduk daun berhadapan. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau, bentuk jorong, panjang 5 - 15 cm, lebar 2 - 5 cm, helaian daun tebal, ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, permukaan atas dan bawah halus, bergetah.
Klasifikasi tanaman alamanda (Alamanda calharlica L.), yaitu:
1.      Kingdom         : Plantae (Tumbuhan).
2.      Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh).
3.      Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji).
4.      Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga).
5.      Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil).
6.      Subkelas          : Asteridae.
7.      Ordo                : Gentianales.
8.      Famili              : Apocynaceae.
9.      Genus              : Allamanda.
10.  Spesies            : Allamanda cathartica L.
Identifikasi daun alamanda (Allamanda cathartica L.):
8.      Bangun daun               : Memanjang.
9.      Ujung daun                 : Runcing.
10.  Pangkal daun              : Runcing.
11.  Daging daun               : Tebal.
12.  Warna daun                 : Hijau.
13.  Permukaan daun         : Berambut.
14.  Tulang daun                : Sejajar.
 


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.        Dari praktikum yang di lakukan tentang daun tunggal, majemuk dan duduk daun dapat disimpulkan bahwa setiap tumbuhan memiliki klasifikasi dan identifikasi yang berbeda-beda.
2.        Setiap daun dapat memiliki sifatnya masing-masing seperti daun jambu biji (Psidium guajava) yang memiliki sifat tunggal menyirip berhadapan, sedangkan daun mangga (Rossa sp) memiliki sifat daun majemuk menyirip bergeriji.
3.        Dan juga dapat disimpulkan bahwa daun pepaya (Carica papaya) termasuk daun tunggal dengan tipe menjari, daun jambu biji (Psidium guajava) termasuk daun tunggal dengan tipe menyirip berhadapan, daun mangga (Mangifera indica) merupakan daun tunggal dengan tipe menyirip berhadapan, daun belimbing (Averhoa carambola) termasuk daun majemuk dengan tipe menyirip, daun mawar (Rossa sp) termasuk daun majemuk dengan tipe menyirip bergeraji, daun pandan (Pandanus amaryllifous Roxb) merupakan daun yang memiliki sifat duduk daun dan bertipe bersilang berhadapan, dan yang terakhir daun alamanda (Alamanda chalharlica L.) Merupakan daun yang bersifat duduk daun dengan tipe berkarang.
Saran
            Sekiranya tidak ada saran dari saya, dikarenakan praktikum sudah berjalan dengan baik. Mungkin saya ingin mengucapkan terima kasih dengan asisten saya yang telah membimbing kami untuk melakukan praktikum dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Sutedjo. 1989. Struktur dan Bagian-Bagian Daun. Pradnya Paramita: Jakarta.

Muzayyinah. 2008. Terminologi Tumbuhan. PT Lembaga Pengembangan Pendidikan: Surakarta

Saktiyono. 2001. Pengenalan daun majemuk untuk SMA. Value press: Yogyakarta.

Sugiono. 2009. Pengenalan sains. PN. Balai Pustaka: jakarta.

Tjitosoepomo. Gembong, 1988. Morfologi tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Yudianto, Suroso Adi. 1992. Mengerti Morfologi TumbuhaN. PT Tarsito: Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar