PENGENALAN JARINGAN TUMBUHAN
(Laporan Praktikum Biologi Pertanian)
Oleh
Fathur Rohman
E1A114008
Kelompok 2
PROGRAM STUDI BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
DAFTAR
ISI
Halaman
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR
TABEL .................................................................................................. ii
PENDAHULUAN
................................................................................................. 1
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................................... 5
TINJAUAN
PUSTAKA ........................................................................................ 6
BAHAN
DAN METODE .............................................................................. 15
Alat dan Bahan............................................................................................. 15
Waktu dan Tempat....................................................................................... 15
Prosedur
Kerja.............................................................................................. 15
HASIL
DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 17
Hasil.............................................................................................................. 17
Pembahasan.................................................................................................. 20
KESIMPULAN
DAN SARAN ........................................................................... 23
Kesimpulan................................................................................................... 23
Saran............................................................................................................. 23
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1. Kacang Hijau (Vigna
radiatus)................................................... 17
2. Tabel 2. Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.) ....................................... 18
3. Tabel 3. Kacang Nagara (Vigna
unguiculata (L).Walp)........................... 19
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan
fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan pada dasarnya telah berkembang
melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang
sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi makanannya
sendiri, menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya dari lingkungannya
sampai batas-batas yang tersedia (Prihastanti,2003).
Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda
(maristematik) dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan dewasa memiliki
ciri-ciri bentuk sudah tetap, tidak mengalami pembelahan, vakuola besar,
mengalami penebalan dan plasma sedikit, sedangkan jaringan muda memiliki
ciri-ciri tersendiri dari sel-sel
embrional, memiliki dinding yang tipis kaya akan plasma, vakuola-vakuola kecil,
memiliki bentuk yang isodiametris dan terletak di ujung akar, batang dan tunas.
Beberapa tipe dari jaringan maristem yaitu maristem ujung. Maristem interkalar dan
maristem luar (Gafur, 2001).
Masa pertumbuhan tanaman yang pertama kali dikenal dengan
istilah perkecambahan yang berarti munculnya plantula atau tanaman kecil dari
dalam biji. Kecambah mempunyai bagian yang disebut dengan calon tunas atau
plumulae dan calon akar atau radikal yang selanjutnya disebut promeristem.
Proses pendewasaan atau pematangan disebut dengan istilah diferensiasi.
Diferensiasi dapat diartikan sebagai proses perubahan bentuk sel yang
disesuaikan dengan fungsinya. Hasil proses diferensiasi dapat menghasilkan
jaringan. Jaringan adalah sel-sel yang membentuk bentuk dan fungsi sama yang
merupakan kumpulan sel-sel tersebut. Jaringan-jaringan itu bersatu dengan
fungsi tertentu dan membentuk suatu alat tubuh atau organ dengan adanya
koordinasi antara sistem organ. Jaringan merupakan sekelompok sel dengan ciri
yang serupa dalam hal bentuk, fungsi, maupun sifat-sifatnya. Berdasarkan
kemampuannya membelah, jaringan tumbuhan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu jaringan
meristem dan jaringan permanen (Pratiwi, 2004).
Jaringan meristem atau jaringan muda merupakan jaringan
yang terdiri dari sekelompok sel tumbuhan yang aktif membelah. Ciri-ciri sel
meristem yaitu ukuran selnya kecil, berdinding tipis, mempunyai nukleus yang
relatif besar, vakuola berukuran kecil dan kaya akan sitoplasma, serta selnya
berbentuk kuboid atau prismatis. Ada bagian meristem yang tetep mempertahankan
sifat meristem (sebagai jaringan muda selamanya) sehingga menjadi bagian yang
berbeda. Sementara itu, pada waktu yang bersamaan bagian meristem yang lain
menambah sel-sel baru ke bagian lain tumbuhan. Pada setiap meristem ada sel-sel
tertentu yang membelah diri sedemikian rupa. Hal tersebut menyebabkan pada tiap
pembelahan, salah satu sel anakan (pemula) tetap berguna meristem, sedangkan
sel anakan lain akan mengalami modifikasi. Sel anakan yang mengalami modifikasi
lambat laun keluar dari meristem dan akhirnya menjadi sebuah atau sekelompok
sel yang berada di dalam bagian utama tumbuhan (Sutrian dan Cipta, 2004).
Jaringan Permanen adalah jaringan yang bersifat
nonmeristematik, yaitu tidak tumbuh dan tidak berkembang lagi. Jaringan ini
dibentuk dari proses diferensiasi sel-sel meristem, baik meristem primer maupun
meristem sekunder. Jaringan permanen tumbuhan juga merupakan jaringan yang
terspesialisasi. Spesialisasi jaringan tumbuhan merupakan pengkhususan sel-sel
tumbuhan untuk mendukung fungsi sel tertentu. Jaringan permanen meliputi
jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (yang terdiri dari
jaringan kolenkim dan sklerenkim), jaringan pengangkut (yang terdiri dari xilem
dan floem), serta jaringan gabus (Radiopetro, 2010).
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun
atas sel-sel yang mempunyai kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan
hewan atau manusia. Artinya jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan
membelah, memanjang (Elongasi) dan defrenssiasinya tak terbatas,organism
tumbuhan ini dapat di perbanyak dengaan vegetative mengingat kemampuan totipotensi
itu (Edel,
2000).
Yang di maksud vegetative adalah di kembangkan
secara tidak kawin, di cangkok, di stek ataupun dengan cara lain yang intinya
di perbanyak. Kemampuan totipotensi yaitu kemampuan jaringan melakukan
pembelahan (cleavage)
dan mampu membentuk individu baru dengan melakukan deferensiasi dan
specialisasi (Edel,
2000).
Tumbuhan merupakan organisme dengan susunan sel yang
terdiri atas nucleus (inti sel) dan sitoplasma. Genom inti mengatur langsung
proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi dalam tumbuhan. Sitoplasma diselubungi
oleh membrane plasma dan tersusun atas banyak organel bermembran, misalnya,
mitrokondria, plestida badan mikro, lososom, dan vakuola. Kloroplas dan
mitrokondria merupakan organel semiotonom, yaitu organel yang memiliki DNA
mereka sendiri. Meskipun
juga kebanyakan protein mereka di kode oleh DNA inti dan di impor dari litosol.
Jaringan adalah
sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi
sama. Jaringan dapat berkaitan dengan matrik ekstraseluler yang
menyelimuti atau membentuk jaringan dari jalinan serat-serat
antar mereka (Barlian, 2005).
Salah satu cabang dari ilmu biologi adalah morfologi
tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan pada tumbuhan.
Menurut definisinya morfologi tumbuhan
tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga
menentukan terhadap fungsi masing-masing
bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga mengetahui dari mana
asal bentuk dan susunan tubuh yang beraneka ragam (Gafur, 2001).
Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk
serta fungsi kegunaan
yang sama, ada fungsi
yang sama tetapi struktur yang berbeda atau fungsi yang sama dengan bentuk yang
sama. Bagian-bagian dari suatu tumbuhan sebagai suatu individu biasanya terdiri
dari kumpulan jaringan yang kompleks kemudian bergabung membentuk organ, dan
organ-organ tersebut akan berkumpul membentuk sistem yang disebut sistem organ
yang pada akhirnya menjadi tumbuhan. Tumbuhan memiliki jaringan dan ada yang
tidak memiliki jaringan. Pada
tumbuhan yang uniseluler atau terdiri dari satu sel saja, dan dapat dipastikan bahwa
tumbuhan tersebut tidak memiliki jaringan. Jaringan pada umumnya hanya terdapat pada
organisme yang termasuk tingkat tinggi (Edel, 2000).
Tujuan
Tujuan dari praktimum ini adalah untuk mengenali beberapa
jaringan pada tumbuhan angiospermae.
TINJAUAN
PUSTAKA
Jaringan merupakan suatu kumpulan sel yang bentuk dan
fungsinya sama. Aktifitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dibagi dua,
yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa dapat dibedakan
lagi berdasarkan bentuk dan fungsinya, yaitu jaringan epidermis, jaringan dasar
(parenkim), jaringan penyongkong, dan jaringan pengangkut tumbuhan. Fungsi
jaringan bergantung penataan dan koordinasi jaringan yang mendirikannya
(Radiopetro, 2010).
Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari
sel-sel tersebut akan
berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan
di bahas macam-macam
jaringan dan organ yang membentuk tubuh tumbuhan (Kimball, j.w 1992).
Jaringan-jaringan
pada umumnya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi perkembangannya. Semakin tinggi tingkat perkembangannya
semakin jelas pula adanya diferensiasi yang membentuk alat tubuh berlainan. Terjadinya jaringan
tumbuhan ialah karena adanya suatu sel-sel yang
berlangsung, yang dalam hal ini sel-sel
yang tetap melakukan hubungan dengan erat antara yang satu dengan yang lain. Selanjutnya
pembentukan jaringan-jaringan
tersebut sangat erat hubungannya pada pembentukan berbagai alat pada tumbuhan (Tjitrosoepomo,
1989).
Jaringan tumbuhan dapat dibagi dua macam yaitu
jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan
meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem dapat
dibagi dua macam yaitu
jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder, jaringan meristem primer yang merupakan
perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio. Contoh: ujung batang, ujung
akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem
apikal. Kegiatan
jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan Jaringan
Meristem Primer disebut pertumbuhan primer (Estiti, 1995).
Sedangkan jaringan meristem sekunder
adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan
jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan
meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan
meristem skunder yaitu kambium. Kambium
adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara Xilem dan Floem. Aktivitas
kambium menyebabkan pertumbuhan skunder,
sehingga batang tumbuhan menjadi besar (Estiti, 1995).
Pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka). Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang,
sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan
kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar,
sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu. Berdasarkan letaknya
jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem
interkalar dan meristem lateral (Estiti,
1995).
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada
ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang. Pertumbuhan memanjang
akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk
dari meristem apikal disebut jaringan primer. Meristem interkalar
atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem
primer dan jaringan dewasa. Contoh
tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan
(Graminae). Pertumbuhan sel
meristem interkalar menyebabkan
pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga (Kimball, 1992).
Meristem lateral atau meristem samping adalah
meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah
proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral
disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem
yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang
yang sejajar dengan akar dan batang (Kimball, 1992).
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti
membelah. Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu Jaringan
Epidermis , Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh
tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang
sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi
memiliki jaringan epidermis. Fungsi
jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya (Mader, 2004).
Jaringan parenkim nama lainnya adalah jaringan
dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun,
daging buah dan endosperm. Bentuk
sel parenkim bermacam-macam. Sel
parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung
rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air
oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim. Berdasarkan fungsinya
jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain, Parenkim
asimilasi (klorenkim), Parenkim penimbun, Parenkim air, Parenkim
penyimpan udara (Aerenkim) (Mader, 2004).
Parenkim asimilasi (Klorenkim) adalah sel parenkim
yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis. Parenkim penimbun
adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai
larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam
sitoplasma.Parenkim air adalah sel
parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup
didaerah kering (Xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen. Parenkim
udara (Aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena
mempunyai ruang antar sel yang besar.Aerenkim banyak terdapat pada batang dan
daun tumbuhan hidrofit (Saktiyono. 1999).
Jaringan
penguat atau penyokong nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian
tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim sebagian
besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan
jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak. Sklerenkim
selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa
lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua
macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah
contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan
sklereid (Saktiyono. 1999).
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang
dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada dua macam jaringan: yakni xilem atau pembuluh
kayu dan floem atau pembuluh lapis atau pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas
mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid. Floem bertugas mengangkut
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan (Winatasasmita,
1986).
Jaringan gabus berfungsi untuk melindungi jaringan
lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat
kedap air. Pada dikotil,
jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan
gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar
berupa sel-sel mati yang disebut felem (Winatasasmita, 1986).
Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk
serta fungsi yang sama, fungsi yang sama tetapi struktur yang berbeda atau
fungsi yang sama dengan bentuk yang sama. Bagian-bagian dari suatu tumbuhan
sebagai suatu individu biasanya terdiri dari kumpulan jaringan yang kompleks
kemudian bergabung membentuk organ, dan organ-organ tersebut akan berkumpul
membentuk sistem yang disebut sistem organ yang pada akhirnya menjadi tumbuhan.
Tumbuhan memiliki jaringan dan ada yang tidak memiliki jaringan. Pada tumbuhan yang
uniseluler atau terdiri dari satu sel saja, dapat dipastikan bahwa tumbuhan
tersebut tidak memiliki jaringan. Jaringan
pada umumnya hanya terdapat pada organisme yang termasuk tingkat tinggi
(Krisdianto, 2003).
Jaringan tumbuhan dapat dibagi dua macam yaitu
jaringan meristem dan Jaringan dewasa.
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem dapat
dibagi dua macam jaringan
meristem primer, Jaringan
meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan
ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer
menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan
meristem primer disebut pertumbuhan primer (Estiti, 1995).
Sedangkan Jaringan Meristem Sekunder
adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan
jaringan meristem
sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan
pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh
jaringan meristem skunder yaitu kambium. Kambium adalah lapisan
sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem.
Aktivitas kambium menyebabkan
pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar (Estiti, 1995).
Pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka).
Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah
dalam akan membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah
dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga
menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu. Berdasarkan letaknya
jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem
interkalar dan meristem lateral (Estiti,
1995).
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada
ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang. Pertumbuhan memanjang
akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer.Jaringan yang
terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer. Meristem interkalar
atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem
primer dan jaringan dewasa. Contoh
tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae).
Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang
lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga
(Kimball, 1992).
Meristem lateral atau meristem samping adalah
meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses
pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya
akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium.
Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan
batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan
batang (Kimball, 1992).
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti
membelah. Jaringan
dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu Jaringan Epidermis, Jaringan
yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan
epidermis bermacam-macam. Pada
tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah
tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan
epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya (Mader, 2004).
Jaringan parenkim nama lainnya adalah jaringan
dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun,
daging buah dan endosperm. Bentuk
sel parenkim bermacam-macam. Sel
parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung
rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air
oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim. Berdasarkan fungsinya
jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain, Parenkim
asimilasi (klorenkim), Parenkim penimbun, Parenkim air, Parenkim
penyimpan udara (aerenkim) (Mader, 2004).
Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim
yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis. Parenkim penimbun
adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai
larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam
sitoplasma. Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan
air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit),
tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen. Parenkim udara (Aerenkim) adalah
jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel
yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit
(Saktiyono. 1999).
Jaringan penguat
atau penyokong nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh
tumbuhan.Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim sebagian besar dinding
sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat
pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak. Sklerenkim selain
mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin,
sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam
yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang
baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid
(Saktiyono. 1999).
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang
dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada dua macam jaringan: yakni xilem atau pembuluh kayu
dan floem atau pembuluh lapis atau pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas
mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid. Floem bertugas
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan
(Winatasasmita, 1986).
Jaringan gabus berfungsi untuk melindungi jaringan
lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat
kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau
felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang
disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem
(Winatasasmita, 1986).
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Alat yang di
gunakan dalam praktikum ini adalah:
1.
Mikroskop,
kaca benda kaca penutup untuk mengamati benda amatan.
2.
Silet/cutter
untuk menyayat benda amatan.
3.
Buku
gambar.
4.
Alat
tulis dan pensil warna untuk menggambar hasil amatan.
Bahan
Bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah:
1.
Kacang
hijau (Vigna radiatus).
2.
Kacang
tanah (Arachis Hypogaea L.).
3.
Kacang
nagara atau tunggak (Vigna ungiculata (L).Walp).
Tempat dan waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Labolatorium Fisiologi
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru, pada hari Rabu
15 Oktober 2014, pukul 14.00-16.00 WITA.
Prosedur kerja
1.
Menyiapkan mikroskop,
kaca benda dan penutup pada posisi yang tepat.
2.
Menyiapkan masing-masing
preparat yang akan diamati di bawah mikroskop sesuai caranya.
3.
Mengamati bentuk dan
gambarkan hasil pengamatan dan lengkapi gambar dengan
keterangan yang jelas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil
pengamatan jaringan tumbuhan dapat di lihat dari tabel gambar sebagai berikut:
Tabel 1. Jaringan tanaman
kacang hijau (Vigna
radiatus).
NO
|
Gambar 1. Batang kacang hijau.
|
Keterangan
|
1
|
1.
Epidermis
2.
Xilem
3.
Floem
|
|
2
|
Gambar 2. Akar kacang hijau.
|
Keterangan
|
1.
Jaringan
maristem
2.
Xilem
3.
Floem
|
||
3
|
Gambar 3. Daun kacang hijau.
|
Keterangan
|
1.
Jaringan
pengangkut
2.
Epidermis
atas
3.
Epidermis
bawah
4.
Kloroplas
5.
Stomata
|
Tabel 2. Jaringan tanaman Kacang
tanah (Arachis Hypogaea L.).
NO
|
Gambar 1. Batang kacang tanah
|
Keterangan
|
1
|
1.
Epidermis
2.
Xilem
3.
Floem
|
|
2
|
Gambar 2. Akar kacang tanah
|
Keterangan
|
1.
Jaringan maristem
2.
Xilem
3.
Floem
|
||
3
|
Gambar 3. Daun kacang tanah
|
Keterangan
|
1.
Jaringan
pengankut
2.
Epideris
atas
3.
Epidermis
bawah
4.
Kloroplas
5.
Stomata
|
Tabel 3. Jaringan tanaman Kacang
nagara atau tunggak (Vignaungiculata (L).Walp).
NO
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Gambar 1. Batang kacang nagara
|
1.
Epidermis
2.
Xilem
3.
Floem
|
2
|
Gambar 2. Akar kacang nagara
|
Keterangan
|
1.
Jaringan
maristem
2.
Xilem
3.
Epidermis
|
||
3
|
Gambar 3. Daun kacang nagara
|
Keterangan
|
1.
Jarinan
pengakut
2.
Epidermis
atas
3.
Epidermis
bawah
4.
Kloroplas
5.
Stomata
|
Pembahasan
Dari praktikum yang telah di laksanakan maka kita
mengetahui beberapa jaringan yang ada pada tumbuhan. Seperti epidermis
adalah penyusun lapisan di seluruh permukaan tubuh tanaman berkeseibangan
kecuali pada stomata dan inti sel. Ciri khasnya adalah hanya tersusun atau
selapis sel, walaupun beberapa tanaman memiliki dus atau lebih dari satu sel.
Epidermis berfungsi sebagai lapisan penutup yang melindungi tubuh terhadap
kerusakan mekanik dan kehilangan air berlebihan.
Korteks adalah bagian yang menyelubungi silinder
pusat dan yang di pisahkan darinya oleh dari endodermis, pada hakikatnya ia
bersifat parenkimatis, tetapi bias mengandung banyak sel. Sel parenkim korteks
biasanya mengandung kloroplas sehingga mampu berfotosintesis.
Xylem terdiri dari trakea, trancheid, serabut xylem,
dan parenkim xylem yang befungsi sebagai pengangkut air dan unsur haara dari
akar menuju daun melewati rongga
trakhieda dan pembuluh darah.
Floem terdiri dari pembuluh tipis, sel pengirim, sel
parenkim, dan serabut floem yang berfungsi sebagai pengangkut hasil
fotosintesis dari daun menuju bagian pertumbuhan (akar, batang, dan cabang).
Empulur merupakan jaringan silinder yan
terletak di pusat sumbu tubuh juga dan
di bungkus oleh jaringan pembuluh permukaan luar di tandai oleh lipatan-lipatan
halus bekas benang-benang proxilem dan bekas daun dan cabang.
Jaringan pada daun, batang akar dan tumbuhan,
jaringan pada tumbuhan umumnya terdiri dari: jaringan epitel, jaringan
palisade, jaringan spons, jaringan pengangkut (xylem dan floem). Namun jaringan
tersebut mmengalami perkembangan atau modifikasi pada masing-masing bagian tumbuhan,
yaiutu pada bagian akar, batang dan daunnya. Berikut secara lengkap
jaringan pada daun, batang dan akar tumbuhan beserta gambar dan fungsinya.
Jaringan pada akar, jaringan pada akar terdiri dari
epitel. Epitel
adalah jaringan paling luar yang berfungsi untuk melindungi bagian-bagian yang berada di
bawahnya. Epitel pada tumbuhan akan berkembang atau mengalami modifikasi menjadi serabut atau
bulu-bulu akar, berfungsi
untuk memperluas penyerapan air-air
dan zat-zat makana yang terlarut.
Tudung akar kelompok sel-sel
yang melindungi akar yang tumbuh dan menekan ke dalam tanah, maristem apical
yaitu sekelompok sel yang membelah secara mitosis terus menerus. Pembelahan sel-sel ini berakibat
terjadinya akar.
Jaringan pada batang jaringan pada batang tumbuhan
meliputi epidermis batang tumbuhan yang tersusun oleh selapis sel, tersusun
rapat, tanpa ruang antar sel, dinding sel terdapat kutikula yang berfungsi
untuk melindungibatang dari kehilangan air yang terlalu besar. Pada tumbuhan kayu yang
terlalu tua terdapat
kambiun gabus yang
berfungsi menggantikan jaringan primer.
Pada
tanaman kacang hijau (Arachis hypogaea), kacang tanah (Vigna radiatus)
dan kacang nagara (Vigna unguiculata (L), terdapat lingkaran tahun
sebagai akibat dari aktivitas kambium pada musim kemarau dan musim hujan.
Ada
perbedaan antara tanaman monokotil dan tanaman dikotil. Tanaman monokotil berakar serabut, batang antara
ujung akar dengan kalpira jelas, partikel terdiri dari beberapa
lapisan sel berdinding tebal, tidak memiliki cambium, letak berkas
pengangkut tetap berselang seling. Batangnya tidak bercabang, pembuluh angkut tersebar,
tidak memiliki jaringan empulur, tidak dapat di bedakan korteks dan empulur,
mempunyai meristem interkela. Perpotongan daun sejajar atau melengkung dan
tidak memiliki jaringan tiang.
Sedangkan
tanaman dikotil berakar tunggal, batas antara ujung dengan kalpira tidak jelas,
partikel terdiri dari suatu sel berdinding tebal, kambium tampak seperti
maristem sekunder, letak berkas pengangkut tidak berselang seling. Batangnya bercabang pembuluh angkut
teratur, ada cambium antara xilem dan floem, memiliki jaringan empulur, dapat
dibedakan antar daerah korteks dan empulur, tidak mempunyai meristem
interkalar. Perpotongan daun menjaring atau menyirip dan memiliki
jaringan tiang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di peroleh dari praktikum kali
ini adalah sebagai berikut:
1.
Jaringan merupakan
kumpulan dari sel yang mempunyai sifat-sifat
morfologi dan fungsi yang sama.
2.
Jaringan pada tumbuhan
terdiri dari jaringan pengangkut (xylem dan morfologi), jaringan pelindung
(epidermis dan gabus), jaringan penguat,
(kolemkim dan sklerenkim) dan jaringan maristem (primer dan skunder).
3.
Kacang hijau (vigna radiatus), kacang nagara (vigna unguiculata (L). Walp), dan kacang tanah (Arachis Hypogaea L.) adalah jenis tanaman budidaya.
4.
Kacang nagara (vigna unguiculata (L). Walp) dari hasil pengamatan
jaringan ini memiliki
kambiun karena tumbuhan ini memiliki batang berkayu.
5.
Secara umum
struktur batang tersusun atas epidermis, xilem, floem, korteks dan empulur.
Saran
Sebaiknya dalam
praktikum kali ini waktu yang telah di tetapkan di gunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga
praktikum ini dapat berjalan dengan apa yang yang di inginkan dan dapat berjalan
dengan baik. Dan sebaiknya info yang
diterima oleh praktikan lebih jelas karena banyak dari praktikan yang belum
dapat menyiapkan bahan dalam pertemuan praktikum kali ini.
DAFTAR PUSTAKA
Barlian,
2005.Biologi.jakarta:Erlangga.
Edel,
Anton. 2000. pintar biologi. Jakarta: Gita media
Estiti,
Chidayah. 1995. Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung: ITB.
Gafur, 1997.Buku
pinter biologi. Surabaya: gitamedia press.
Kimball,
J.W.1992.Biologi Jakarta:Erlangga.
Krisdianto, 2003.Seribu
pena biologi. Jakarta :erlangga.
Mader,
2004.Biologi. Boston: Mcgrow hill.
Prihastanti, E. 2003. Fisiologi
Tumbuhan. Fakultas MIPA: UNDIP, Semarang.
Saktiyono, 1999.seribu
pena biologi.jakarta:Erlangga.
Sutrian, Yayan dan Cipta, Rineke. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan Tentang sel dan jaringan:
Jakarta.
Tjitosroepomoi, 2000.Ringkasan biologi: denpasar,
Winatasasmita,
D. 1986. Fisiologi hewan dan tumbuhan.
Karunika: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar