Kamis, 17 Desember 2015


PENGENALAN JARINGAN TUMBUHAN
(Laporan Praktikum Biologi Pertanian)
 
 
 

 
 
 
Oleh
Fathur Rohman
E1A114008
Kelompok 2
 
 
 
 
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i                       
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ii
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1           
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6
BAHAN DAN METODE ..............................................................................       15
Alat dan Bahan............................................................................................. 15
Waktu dan Tempat....................................................................................... 15
Prosedur Kerja.............................................................................................. 15
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 17
Hasil.............................................................................................................. 17
Pembahasan.................................................................................................. 20
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 23
Kesimpulan................................................................................................... 23
Saran............................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA           
 
 
 
 
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1. Kacang Hijau (Vigna radiatus)...................................................         17
2. Tabel 2. Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) .......................................          18
3. Tabel 3. Kacang Nagara (Vigna unguiculata (L).Walp)...........................          19

 
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dalam beberapa aspek fisiologi tumbuhan berbeda dengan fisiologi hewan atau fisiologi sel. Tumbuhan pada dasarnya telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia (Prihastanti,2003).
Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan muda (maristematik) dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan dewasa memiliki ciri-ciri bentuk sudah tetap, tidak mengalami pembelahan, vakuola besar, mengalami penebalan dan plasma sedikit, sedangkan jaringan muda memiliki ciri-ciri  tersendiri dari sel-sel embrional, memiliki dinding yang tipis kaya akan plasma, vakuola-vakuola kecil, memiliki bentuk yang isodiametris dan terletak di ujung akar, batang dan tunas. Beberapa tipe dari jaringan maristem yaitu maristem ujung. Maristem interkalar dan maristem luar (Gafur, 2001).
Masa pertumbuhan tanaman yang pertama kali dikenal dengan istilah perkecambahan yang berarti munculnya plantula atau tanaman kecil dari dalam biji. Kecambah mempunyai bagian yang disebut dengan calon tunas atau plumulae dan calon akar atau radikal yang selanjutnya disebut promeristem. Proses pendewasaan atau pematangan disebut dengan istilah diferensiasi. Diferensiasi dapat diartikan sebagai proses perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya. Hasil proses diferensiasi dapat menghasilkan jaringan. Jaringan adalah sel-sel yang membentuk bentuk dan fungsi sama yang merupakan kumpulan sel-sel tersebut. Jaringan-jaringan itu bersatu dengan fungsi tertentu dan membentuk suatu alat tubuh atau organ dengan adanya koordinasi antara sistem organ. Jaringan merupakan sekelompok sel dengan ciri yang serupa dalam hal bentuk, fungsi, maupun sifat-sifatnya. Berdasarkan kemampuannya membelah, jaringan tumbuhan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen (Pratiwi, 2004).
Jaringan meristem atau jaringan muda merupakan jaringan yang terdiri dari sekelompok sel tumbuhan yang aktif membelah. Ciri-ciri sel meristem yaitu ukuran selnya kecil, berdinding tipis, mempunyai nukleus yang relatif besar, vakuola berukuran kecil dan kaya akan sitoplasma, serta selnya berbentuk kuboid atau prismatis. Ada bagian meristem yang tetep mempertahankan sifat meristem (sebagai jaringan muda selamanya) sehingga menjadi bagian yang berbeda. Sementara itu, pada waktu yang bersamaan bagian meristem yang lain menambah sel-sel baru ke bagian lain tumbuhan. Pada setiap meristem ada sel-sel tertentu yang membelah diri sedemikian rupa. Hal tersebut menyebabkan pada tiap pembelahan, salah satu sel anakan (pemula) tetap berguna meristem, sedangkan sel anakan lain akan mengalami modifikasi. Sel anakan yang mengalami modifikasi lambat laun keluar dari meristem dan akhirnya menjadi sebuah atau sekelompok sel yang berada di dalam bagian utama tumbuhan (Sutrian dan Cipta, 2004).
Jaringan Permanen adalah jaringan yang bersifat nonmeristematik, yaitu tidak tumbuh dan tidak berkembang lagi. Jaringan ini dibentuk dari proses diferensiasi sel-sel meristem, baik meristem primer maupun meristem sekunder. Jaringan permanen tumbuhan juga merupakan jaringan yang terspesialisasi. Spesialisasi jaringan tumbuhan merupakan pengkhususan sel-sel tumbuhan untuk mendukung fungsi sel tertentu. Jaringan permanen meliputi jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan kolenkim dan sklerenkim), jaringan pengangkut (yang terdiri dari xilem dan floem), serta jaringan gabus (Radiopetro, 2010).
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel yang mempunyai kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan atau manusia. Artinya jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan membelah, memanjang (Elongasi) dan defrenssiasinya tak terbatas,organism tumbuhan ini dapat di perbanyak dengaan vegetative mengingat kemampuan totipotensi itu (Edel, 2000).
Yang di maksud vegetative adalah di kembangkan secara tidak kawin, di cangkok, di stek ataupun dengan cara lain yang intinya di perbanyak. Kemampuan totipotensi yaitu kemampuan jaringan melakukan pembelahan (cleavage) dan mampu membentuk individu baru dengan melakukan deferensiasi dan specialisasi (Edel, 2000).
Tumbuhan merupakan organisme dengan susunan sel yang terdiri atas nucleus (inti sel) dan sitoplasma. Genom inti mengatur langsung proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi dalam tumbuhan. Sitoplasma diselubungi oleh membrane plasma dan tersusun atas banyak organel bermembran, misalnya, mitrokondria, plestida badan mikro, lososom, dan vakuola. Kloroplas dan mitrokondria merupakan organel semiotonom, yaitu organel yang memiliki DNA mereka sendiri. Meskipun juga kebanyakan protein mereka di kode oleh DNA inti dan di impor dari litosol. Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi  sama. Jaringan dapat berkaitan dengan matrik ekstraseluler yang menyelimuti atau membentuk jaringan dari jalinan  serat-serat antar mereka (Barlian, 2005).
Salah satu cabang dari ilmu biologi adalah morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari tentang jaringan pada tumbuhan. Menurut definisinya  morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga menentukan terhadap fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan tubuh yang beraneka ragam (Gafur, 2001).
Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk serta fungsi kegunaan yang sama, ada fungsi yang sama tetapi struktur yang berbeda atau fungsi yang sama dengan bentuk yang sama. Bagian-bagian dari suatu tumbuhan sebagai suatu individu biasanya terdiri dari kumpulan jaringan yang kompleks kemudian bergabung membentuk organ, dan organ-organ tersebut akan berkumpul membentuk sistem yang disebut sistem organ yang pada akhirnya menjadi tumbuhan. Tumbuhan memiliki jaringan dan ada yang tidak memiliki jaringan. Pada tumbuhan yang uniseluler atau terdiri dari satu sel saja, dan dapat dipastikan bahwa tumbuhan tersebut tidak memiliki jaringan. Jaringan pada umumnya hanya terdapat pada organisme yang termasuk tingkat tinggi (Edel, 2000).
Tujuan
Tujuan dari praktimum ini adalah untuk mengenali beberapa jaringan pada tumbuhan angiospermae.


TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan merupakan suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama. Aktifitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dibagi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan dewasa dapat dibedakan lagi berdasarkan bentuk dan fungsinya, yaitu jaringan epidermis, jaringan dasar (parenkim), jaringan penyongkong, dan jaringan pengangkut tumbuhan. Fungsi jaringan bergantung penataan dan koordinasi jaringan yang mendirikannya (Radiopetro, 2010).
Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya  membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan di bahas macam-macam jaringan dan organ yang membentuk tubuh tumbuhan (Kimball, j.w 1992).
Jaringan-jaringan pada umumnya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi perkembangannya. Semakin tinggi tingkat perkembangannya semakin jelas pula adanya diferensiasi yang membentuk alat tubuh berlainan. Terjadinya jaringan tumbuhan ialah karena adanya suatu sel-sel yang  berlangsung, yang dalam hal ini sel-sel yang tetap melakukan hubungan dengan erat antara yang satu dengan yang lain. Selanjutnya pembentukan jaringan-jaringan tersebut sangat erat hubungannya pada pembentukan berbagai alat pada tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1989).
Jaringan tumbuhan dapat dibagi dua macam yaitu jaringan meristem dan  jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem dapat dibagi dua macam yaitu jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder, jaringan meristem primer yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio. Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan Jaringan Meristem Primer disebut pertumbuhan primer (Estiti, 1995).
            Sedangkan jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu kambium. Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara Xilem dan Floem. Aktivitas kambium  menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar (Estiti, 1995).
Pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka). Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu. Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral (Estiti, 1995).
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu  menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang. Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer. Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel  meristem  interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga  (Kimball, 1992).
Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya  akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang (Kimball, 1992).
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu Jaringan Epidermis , Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya (Mader, 2004).
Jaringan parenkim nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim. Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain, Parenkim asimilasi (klorenkim), Parenkim penimbun, Parenkim air, Parenkim penyimpan udara (Aerenkim) (Mader, 2004).
Parenkim asimilasi (Klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis. Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (Xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen. Parenkim udara (Aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar.Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit (Saktiyono. 1999).
 Jaringan penguat atau penyokong nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak. Sklerenkim selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid (Saktiyono. 1999).
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada dua macam jaringan: yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis atau pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid. Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan (Winatasasmita, 1986).
Jaringan gabus berfungsi untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem (Winatasasmita, 1986).
Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk serta fungsi yang sama, fungsi yang sama tetapi struktur yang berbeda atau fungsi yang sama dengan bentuk yang sama. Bagian-bagian dari suatu tumbuhan sebagai suatu individu biasanya terdiri dari kumpulan jaringan yang kompleks kemudian bergabung membentuk organ, dan organ-organ tersebut akan berkumpul membentuk sistem yang disebut sistem organ yang pada akhirnya menjadi tumbuhan. Tumbuhan memiliki jaringan dan ada yang tidak memiliki jaringan. Pada tumbuhan yang uniseluler atau terdiri dari satu sel saja, dapat dipastikan bahwa tumbuhan tersebut tidak memiliki jaringan. Jaringan pada umumnya hanya terdapat pada organisme yang termasuk tingkat tinggi (Krisdianto, 2003).
Jaringan tumbuhan dapat dibagi dua macam yaitu jaringan meristem dan  Jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem dapat dibagi dua macam jaringan meristem primer, Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio. Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer (Estiti, 1995).
            Sedangkan Jaringan Meristem Sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu kambium. Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem. Aktivitas kambium  menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar (Estiti, 1995).
Pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka). Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu. Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral (Estiti, 1995).
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu  menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang. Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer.Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer. Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel  meristem  interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga  (Kimball, 1992).
Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya  akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang (Kimball, 1992).
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu Jaringan Epidermis, Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya (Mader, 2004).
Jaringan parenkim nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim. Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain, Parenkim asimilasi (klorenkim), Parenkim penimbun, Parenkim air, Parenkim penyimpan udara (aerenkim) (Mader, 2004).
Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis. Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma. Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen. Parenkim udara (Aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit (Saktiyono. 1999).
 Jaringan penguat atau penyokong nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan.Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak. Sklerenkim selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid (Saktiyono. 1999).
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada dua macam jaringan: yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis atau pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid. Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan (Winatasasmita, 1986).
Jaringan gabus berfungsi untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem (Winatasasmita, 1986).       


BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Alat  yang di gunakan dalam praktikum ini adalah:
1.        Mikroskop, kaca benda kaca penutup untuk mengamati benda amatan.
2.        Silet/cutter untuk menyayat benda amatan.
3.        Buku gambar.
4.        Alat tulis dan pensil warna untuk menggambar hasil amatan.
Bahan
Bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah:
1.        Kacang hijau (Vigna radiatus).
2.        Kacang tanah (Arachis Hypogaea L.).
3.        Kacang nagara atau tunggak (Vigna ungiculata (L).Walp).
Tempat dan waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Labolatorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas  Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, pada hari Rabu 15 Oktober 2014, pukul 14.00-16.00 WITA.
Prosedur kerja
1.        Menyiapkan mikroskop, kaca benda dan penutup pada posisi yang tepat.
2.        Menyiapkan masing-masing preparat yang akan diamati di bawah mikroskop sesuai caranya.
3.        Mengamati bentuk dan gambarkan hasil pengamatan dan lengkapi gambar       dengan keterangan yang jelas.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil pengamatan jaringan tumbuhan dapat di lihat dari tabel gambar sebagai berikut:
Tabel 1. Jaringan tanaman kacang hijau (Vigna radiatus).
NO
 
 
 
 
Gambar 1. Batang kacang hijau.
Keterangan
1
1.      Epidermis
2.      Xilem
3.      Floem
2
 
 
 
 
 
Gambar 2. Akar kacang hijau.
Keterangan
1.      Jaringan maristem
2.      Xilem
3.      Floem
3
 
 
 
 
Gambar 3. Daun kacang hijau.
Keterangan
1.      Jaringan pengangkut
2.      Epidermis atas
3.      Epidermis bawah
4.      Kloroplas
5.      Stomata
Tabel 2. Jaringan tanaman Kacang tanah (Arachis Hypogaea L.).
NO
 
 
 
 
 
 
Gambar 1. Batang kacang tanah
Keterangan
1
1.      Epidermis
2.      Xilem
3.      Floem
2
 
 
 
 
 
 
Gambar 2. Akar kacang tanah
Keterangan
1.      Jaringan maristem
2.      Xilem
3.      Floem
3
 
 
 
 
 
Gambar 3. Daun kacang tanah
Keterangan
1.      Jaringan pengankut
2.      Epideris atas
3.      Epidermis bawah
4.      Kloroplas
5.      Stomata
 
Tabel 3. Jaringan tanaman Kacang nagara atau tunggak (Vignaungiculata (L).Walp).
NO
Gambar
Keterangan
1
 
 
 
 
 
Gambar 1. Batang kacang nagara
1.      Epidermis
2.      Xilem
3.      Floem
2
 
 
 
 
 
Gambar 2. Akar kacang nagara
Keterangan
1.      Jaringan maristem
2.      Xilem
3.      Epidermis
3
 
 
 
 
 
 
Gambar 3. Daun kacang nagara
Keterangan
1.      Jarinan pengakut
2.      Epidermis atas
3.      Epidermis bawah
4.      Kloroplas
5.      Stomata
 
Pembahasan
Dari praktikum yang telah di laksanakan maka kita mengetahui beberapa jaringan yang ada pada tumbuhan. Seperti epidermis adalah penyusun lapisan di seluruh permukaan tubuh tanaman berkeseibangan kecuali pada stomata dan inti sel. Ciri khasnya adalah hanya tersusun atau selapis sel, walaupun beberapa tanaman memiliki dus atau lebih dari satu sel. Epidermis berfungsi sebagai lapisan penutup yang melindungi tubuh terhadap kerusakan mekanik dan kehilangan air berlebihan.
Korteks adalah bagian yang menyelubungi silinder pusat dan yang di pisahkan darinya oleh dari endodermis, pada hakikatnya ia bersifat parenkimatis, tetapi bias mengandung banyak sel. Sel parenkim korteks biasanya mengandung kloroplas sehingga mampu berfotosintesis.
Xylem terdiri dari trakea, trancheid, serabut xylem, dan parenkim xylem yang befungsi sebagai pengangkut air dan unsur haara dari akar menuju daun  melewati rongga trakhieda dan pembuluh darah.
Floem terdiri dari pembuluh tipis, sel pengirim, sel parenkim, dan serabut floem yang berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju bagian pertumbuhan (akar, batang, dan cabang).
Empulur merupakan jaringan silinder yan terletak  di pusat sumbu tubuh juga dan di bungkus oleh jaringan pembuluh permukaan luar di tandai oleh lipatan-lipatan halus bekas benang-benang proxilem dan bekas daun dan cabang.
Jaringan pada daun, batang akar dan tumbuhan, jaringan pada tumbuhan umumnya terdiri dari: jaringan epitel, jaringan palisade, jaringan spons, jaringan pengangkut (xylem dan floem). Namun jaringan tersebut mmengalami perkembangan atau modifikasi pada masing-masing bagian tumbuhan, yaiutu pada bagian akar, batang dan daunnya. Berikut secara lengkap jaringan pada daun, batang dan akar tumbuhan beserta gambar dan fungsinya.
Jaringan pada akar, jaringan pada akar terdiri dari epitel. Epitel adalah jaringan paling luar yang berfungsi untuk melindungi bagian-bagian yang berada di bawahnya. Epitel pada tumbuhan akan berkembang atau  mengalami modifikasi menjadi serabut atau bulu-bulu akar, berfungsi untuk memperluas penyerapan air-air dan zat-zat makana yang terlarut. Tudung akar kelompok sel-sel yang melindungi akar yang tumbuh dan menekan ke dalam tanah, maristem apical yaitu sekelompok sel yang membelah secara mitosis terus menerus. Pembelahan sel-sel ini berakibat terjadinya akar.
Jaringan pada batang jaringan pada batang tumbuhan meliputi epidermis batang tumbuhan yang tersusun oleh selapis sel, tersusun rapat, tanpa ruang antar sel, dinding sel terdapat kutikula yang berfungsi untuk melindungibatang dari kehilangan air yang terlalu besar. Pada tumbuhan kayu yang terlalu tua terdapat kambiun gabus yang berfungsi menggantikan jaringan primer.
Pada tanaman kacang hijau (Arachis hypogaea), kacang tanah (Vigna radiatus) dan kacang nagara (Vigna unguiculata (L), terdapat lingkaran tahun sebagai akibat dari aktivitas kambium pada musim kemarau dan musim hujan.
Ada perbedaan antara tanaman monokotil dan tanaman dikotil. Tanaman monokotil berakar serabut, batang antara ujung akar dengan kalpira jelas, partikel terdiri dari beberapa lapisan sel berdinding tebal, tidak memiliki cambium, letak berkas pengangkut tetap berselang seling. Batangnya tidak bercabang, pembuluh angkut tersebar, tidak memiliki jaringan empulur, tidak dapat di bedakan korteks dan empulur, mempunyai meristem interkela. Perpotongan daun sejajar atau melengkung dan tidak memiliki jaringan tiang.
Sedangkan tanaman dikotil berakar tunggal, batas antara ujung dengan kalpira tidak jelas, partikel terdiri dari suatu sel berdinding tebal, kambium tampak seperti maristem sekunder, letak berkas pengangkut tidak berselang seling. Batangnya bercabang pembuluh angkut teratur, ada cambium antara xilem dan floem, memiliki jaringan empulur, dapat dibedakan antar daerah korteks dan empulur, tidak mempunyai meristem interkalar. Perpotongan daun menjaring atau menyirip dan memiliki jaringan tiang.


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di peroleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.        Jaringan merupakan kumpulan dari sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama.
2.        Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan pengangkut (xylem dan morfologi), jaringan pelindung (epidermis  dan gabus), jaringan penguat, (kolemkim dan sklerenkim) dan jaringan maristem (primer dan skunder).
3.        Kacang hijau (vigna radiatus), kacang nagara (vigna unguiculata (L). Walp), dan kacang tanah (Arachis Hypogaea L.) adalah jenis tanaman budidaya.
4.        Kacang nagara (vigna unguiculata (L). Walp) dari hasil pengamatan jaringan ini memiliki kambiun karena tumbuhan ini memiliki batang berkayu.
5.        Secara umum struktur batang tersusun atas epidermis, xilem, floem, korteks dan empulur.
Saran
Sebaiknya dalam praktikum kali ini waktu yang telah di tetapkan di gunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga praktikum ini dapat berjalan dengan apa yang yang di inginkan dan dapat berjalan dengan baik. Dan sebaiknya info yang diterima oleh praktikan lebih jelas karena banyak dari praktikan yang belum dapat menyiapkan bahan dalam pertemuan praktikum kali ini.


DAFTAR PUSTAKA
Barlian, 2005.Biologi.jakarta:Erlangga.
Edel, Anton. 2000. pintar biologi. Jakarta: Gita media
Estiti, Chidayah. 1995. Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung: ITB.
Gafur, 1997.Buku pinter biologi. Surabaya: gitamedia press.
Kimball, J.W.1992.Biologi Jakarta:Erlangga.
Krisdianto, 2003.Seribu pena biologi. Jakarta :erlangga.
Mader, 2004.Biologi. Boston: Mcgrow hill.
Prihastanti, E. 2003. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas MIPA: UNDIP, Semarang.
Saktiyono, 1999.seribu pena biologi.jakarta:Erlangga.
Sutrian, Yayan dan Cipta, Rineke. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan Tentang sel dan jaringan: Jakarta.
Tjitosroepomoi, 2000.Ringkasan biologi: denpasar,
Winatasasmita, D. 1986. Fisiologi hewan dan tumbuhan. Karunika: Jakarta
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar